Kebanyakan manusia selalu tergesa-gesa dalam melakukan kegiatan. Padahal biasanya ada kegiatan atau perbuatan yang tidak mudah dilakukan. Akibat yang paling sering terjadi dari ketergesaan ini nantinya mengakibatkan penyesalan.
Masih bersyukur jika tidak mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan fisik. Bahkan tak sedikit karena tergesa-gesa banyak nyawa melayang. Contoh paling gampang tentu saja ketika berkendara di jalan raya. Akibat tergesa-gesa dari pengemudinya berakibat kecelakaan.
Dari ketergesa-gesaan yang dilakukan akan menjadi penyesalan. Memang sesal kemudian tak berguna. Sesal dahulu pendapatan. Begitu kata peribahasa.
Contoh yang lain adalah orang yang terbiasa makan dengan porsi banyak, lalu ingin menurunkannya, tentu ia harus mengurangi porsi makan secara perlahan dan bertahap, sesuap demi sesuap setiap hari.
Dengan cara tersebut, bahkan sebelum genap satu atau dua tahun tanpa disadari ia telah mengurangi setengah porsi makannya.
Begitu juga dengan ketergesa-gesaan. Apa latihan yang paling gampang dilakukan?
Semua kehidupan di alam ini bergerak dan berlalu secara bertahap. Kita bisa saksikan dan pelajari ketenangan musim semi yang pada awalnya menampakkan sedikit demi sedikit dan kemudian terus bertambah.
Demikian juga banjir, bahkan banjir bandang sekalipun. Ada proses dimana alam memberikan peringatan dengan pelan dan bertahap.
Dimulai dengan musim yang secara perlahan berganti. Ketika akan terjadi banjir, binatang telah memberi tanda dengan jelas dan bertahap. Misalnya, ketika gondang bertelur di pucuk rerumputan maka seberapa tinggi telor tersebut, seperti itulah tinggi maksimal air di sawah itu. Sementara gondang bertelur tidak sekonyong-kontong, melainkan bertahap dan jumlah mereka banyak.
Demikan juga ketika suatu perkampungan akan terjadi banjir pasti diawali oleh migrasinya binatang kecil. Dimulai dari semut, belalang, tikus, ular, dan binatang besar lainnya. Yang demikian pun bertahap.