Mohon tunggu...
Veve Kristanti
Veve Kristanti Mohon Tunggu... -

Just a traveler. Fokus di jalan2 keliling Amsterdam & wiskul di Belanda.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Setahun Berlalu, Second Autumn in Amsterdam

10 Desember 2016   03:17 Diperbarui: 12 Desember 2016   03:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung tempat kursus bahasa Belanda, Jordaan, Amsterdam

Setahun berlalu, and here is my second autumn...

Cepat atau lambatnya perjalanan waktu, tergantung bagaimana kita menjalaninya. Biasanya ketika senang, waktu berlalu dengan cepat. Waktu serasa lambat jika kita sedang berdiri di antrian panjang, apalagi kalau itu antrian imigrasi di bandara.

Pertama kali mendarat di Amsterdam tahun lalu, musim gugur baru dimulai. Autumn was somehow friendly to me. Musim gugur tahun lalu lebih bersahabat. Masih banyak matahari di bulan September. Saya bersyukur dan bertanya2 sendiri. Maybe it was because of my presence here? Sebagai hadiah untuk cewek tropis, pendatang baru, di negeri kincir angin ini.

Memasuki musim dingin tahun lalupun demikian. Saya mohon agar kawan baru saya bersahabat. Winter, please be friendly with me. Menurut banyak orang, winter tahun lalu itu ngak ada apa2nya. Padahal buat saya dampaknya cukup dahsyat. Saya pernah sakit kuping karena kedinginan. Angin disini dahsyat, sampe masuk kuping bikin kuping cenut2. Berkat mbah Google, saya cari info pengobatan dengan essential oils, kebetulan masih ada stok minyaknya.

Ketika saatnya tiba untuk berkompromi dengan cuaca di Belanda, yaitu dingin dan angin, saya mendaftar di sebuah kursus Bahasa Belanda.

Kenapa setelah setahun baru mau kursus? Alasan kedua adalah karena nunggu cuaca yg tepat! Antara musim semi, musim panas atau musim gugur, karena kalau musim dingin terlalu dingin keluar rumah untuk kelas jam 9 pagi.

Interupsi sedikit, saya pernah kursus Bahasa Perancis di Amsterdam. Ceritanya next time ya, sedih karena gedung tempat kursusnya mau dijual. Hiks.

Akhirnya saya ambil juga kelas di musim gugur. Musim dimana siangnya mulai pendek, malamnya datang lebih awal. Jam 7.30 pagi masih gelap dan jam 4.30 sore mulai gelap. Perasaan musim gugur kali ini dingin banget. Suhu pagi bisa turun sampai 2°C. Jangan2 tahun ini ngak ada musim gugur! Dari musim panas langsung ke musim dingin.

Kalau saya tunda kursus sampai musim dingin berlalu dan musim semi tiba tahun depan, terlalu lama. Furthermore, setelah setahun di kota Amsterdam, saya refleksi diri. Apa saja yang sudah saya lakukan setahun ini?

Alasan pertama? Kebanyakan main dan jalan2! Nanti laporannya saya muat di artikel2 selanjutnya.

Sebelumnya saya sempat buat perbandingan antara dua tempat kursus. Satu tempat menyediakan program per bulan, seminggu belajar enam jam. Sementara yang satu lagi dengan program intensif tiga bulan dimana kelasnya duabelas jam per minggu. Kenalan baik saya memberikan masukan. Kelas intensif tiga bulan ini memerlukan komitmen tingkat tinggi. Selain kelasnya tiga jam per hari, PR nya banyak, ngak bisa main2 setelah kelas selesai harus pulang kerumah buat PR. Pesertanya juga semuanya serius. Sebagian mereka adalah yang perlu bisa bahasa Belanda karena pekerjaan atau menikah dengan pasangan orang Belanda sehingga mereka memerlukannya untuk proses asimilasi. Sementara kursus yang per bulan, disana saya akan bertemu teman2 pendatang baru di Amsterdam. Sesama newbie pastinya lebih fun. Finally, I decided to enrol to a course in the city centre of Amsterdam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun