Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kenapa Filsafat Masih Dianggap Momok bagi Masyarakat Awam, Padahal Mereka sudah Berfilsafat dalam Menjalankan Kehidupan

26 Mei 2024   19:51 Diperbarui: 26 Mei 2024   20:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Oleh: Eko Windarto

Filsafat sebagai bidang pengetahuan yang membahas tentang hakikat kehidupan manusia dan alam semesta sebenarnya sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat awam. Akan tetapi, di dalam masyarakat kita saat ini masih sering ditemui anggapan yang menyatakan bahwa filsafat merupakan sesuatu yang rumit, sulit dipahami, dan bahkan tidak berguna bagi kehidupan sehari-hari. Anggapan seperti ini sebenarnya kurang tepat, karena sejatinya banyak masyarakat kita yang telah melaksanakan berbagai aktivitas berfilsafat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Pertama-tama, kita bisa melihat banyak orang yang mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupnya dengan melalui berfilsafat terlebih dahulu. Mereka mengkaji masalah secara mendalam, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, membandingkan berbagai alternatif dan menimbang baik buruknya sebelum akhirnya mengambil keputusan. Kegiatan semacam ini sebenarnya merupakan prinsip-prinsip dasar dari filsafat yang memfokuskan pada logika, rasionalitas, dan pemikiran yang mendalam.

Kedua, banyak masyarakat awam yang secara tidak sadar telah mengimplementasikan konsep-konsep filsafat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beberapa konsep filsafat seperti rasionalitas, keadilan, kebenaran, dan kebebasan suda meresap dan menjadi budaya dalam masyarakat kita. Contohnya, dalam dunia hukum, prinsip-prinsip filosofis sering digunakan sebagai landasan dasar untuk menetapkan keputusan yang adil dan bijaksana.

Namun, di sisi lain, masih banyak yang beranggapan bahwa filsafat merupakan bidang yang sulit dipahami dan terlalu kompleks bagi kebanyakan orang. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya penjelasan dan pengenalan akan konsep-konsep filsafat sejak dini bagi masyarakat. Selain itu, banyak karya filsafat yang memang ditujukan bagi pembaca yang telah mempelajari bidang tersebut, sehingga sulit dipahami oleh masyarakat awam.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperkenalkan filsafat secara lebih luas dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. Pendidikan filosofi sejak dini bagi anak-anak bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat akan konsep-konsep filsafat. 


Selain itu, media sosial dan jaringan informasi bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan konsep-konsep filsafat dalam bentuk konten yang mudah dicerna oleh khalayak umum. Dengan demikian, dapat kita harapkan bahwa anggapan bahwa filsafat tidak berguna bagi kehidupan sehari-hari bisa berubah dan masyarakat bisa semakin memahami pentingnya filsafat dalam kehidupan mereka.

Apakah Logika Memainkan Peran Penting dalam Filsafat?

Meskipun logika memainkan peran penting dalam filsafat, namun filsafat tidak hanya muncul karena logika. Filsafat muncul karena adanya kebutuhan manusia untuk memahami dan menjelaskan dunia yang kompleks, dan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang keberadaan, sifat manusia, dan hakikat realitas.

Filsafat melibatkan pengumpulan, analisis, dan refleksi terhadap informasi dari berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, agama, seni, politik, dan etika untuk membantu manusia memahami dan membuka pemahaman mereka tentang masalah-masalah yang mendasar dalam kehidupan.

Walaupun logika adalah alat utama dalam filsafat karena ia membantu seseorang untuk berpikir secara koheren dan konsisten, tetapi filsafat juga melibatkan banyak aspek lain seperti perenungan moral, kompleksitas etika, pemahaman ontologis tentang realitas, dan banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun