Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Nilai Sastra dalam Al-Quran

13 Mei 2024   13:37 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:51 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh: Eko Windarto 

Memang sebagian ulama menyatakan kisah-kisah dalam Al Quran adalah nyata dan benar, namun sebagian ulama menyatakan bahwa kisah-kisah dalam Al Quran hanyalah perumpamaan, dan bukti sejarah tidak diperlukan untuk membuktikan sejarah kebenaran tersebut. Sebab di dalam Al Quran sarat nilai sastra. 

Baca juga: Psikologi Sastra

Selain itu, secara tegas umat Islam tidak melihat kisah-kisah sastra dalam Al Quran sebagai teks sejarah belaka, melainkan memahaminya sebagai teks yang memuat tuntunan norma-norma agama, moralitas, sosial dan budaya.

Tak heran jika Al Quran menjadi pijakan wacana ideal karya sastra dan mengekspos diri sebagai sastra religius yang hadir dalam puisi maupun novel. Bila karya sastra terkadang diasumsikan sebagai representasi dan ekspresi isi jiwa pengarang, maka sastra Al Quran adalah kualitas dan kapabilitas seseorang dalam berdialog dengan Tuhan.

Nilai sastra Al Quran juga sangat elastis. Sehingga ia terjangkau oleh semua tingkat logika sesuai dengan kekuatan dan jauhnya muara logika itu.

Terkadang, banyak orang memandang Al Quran sebagai kitab suci yang hanya berisi aturan dan tuntunan agama. Namun, Al Quran sesungguhnya memiliki nilai sastra yang sangat tinggi.

Al Quran merupakan sebuah karya sastra yang memuat berbagai jenis genre, seperti puisi, cerita, hikmah, dan sejarah. Kisah-kisah yang terdapat dalam Al Quran seperti kisah Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, dan Nabi Musa, bukan hanya merupakan kisah sejarah belaka, tapi juga memuat nilai-nilai moral yang sangat berharga. Kisah-kisah ini juga memuat unsur-unsur sastra seperti karakterisasi tokoh, konflik, plot, dan tema.

Sebagian ulama menyatakan bahwa kisah-kisah dalam Al Quran adalah nyata dan benar, namun sejatinya Al Quran bukanlah sebuah buku sejarah, melainkan sebuah kitab yang berisi nilai-nilai ajaran keagamaan. Sehingga, tak heran jika Al Quran menjadi pijakan wacana ideal karya sastra dan mengekspos diri sebagai sastra religius yang hadir dalam puisi maupun novel.

Dalam Al Quran, kita dapat menemukan contoh-contoh puisi yang sangat indah seperti dalam Surah Al Rahman dan Yasin. Terdapat juga berbagai contoh sajak yang memiliki irama dan susunan kata yang kaya dalam Al Quran. 

Adapun, interpretasi dari Al Quran sebagai karya sastra juga memuat implikasi budaya dan sosial yang kuat. Al Quran hadir sebagai instruksi universal yang pada akhirnya menuntut popularitas, dan penyebarannya dengan bahasa arab sebagai bahasa praktis dan otentik.

Namun, interpretasi nilai sastra dalam Al Quran tidak bisa berpijak pada satu sisi saja. Al Quran juga memiliki aturan-aturan keagamaan yang memuat pengontrolan norma agama, moralitas, sosial, dan budaya. Sehingga, walaupun Al Quran memiliki nilai sastra yang tinggi, interpretasi atas kandungannya terlebih nilai budaya dan sosial haruslah dilakukan secara proporsional dan kontekstual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun