Oleh: Eko Windarto
Saat itu aku duduk di rumah sakit menemani anakku yang sedang sakit. Aku duduk di sampingnya sambil memegang tangannya untuk memberinya dukungan. Namun, aku merasa ada yang tidak beres ketika aku melihat ke arah meja di sebelahnya. Ada seorang pasien yang tersenyum dan melihat ke arah kami dengan ekspresi yang aneh. Dia terlihat seperti orang yang tidak sehat dan wajahnya pucat.
Aku mencoba mengabaikannya karena fokusku terhadap anakku yang sakit, tetapi sesekali aku masih melihat ke arahnya. Tiba-tiba, anakku mulai merintih kesakitan dan aku langsung mengalihkan perhatianku kepadanya. Sesaat kemudian, aku merasa tangan anakku memegang tanganku dengan erat dan ia berkata, "Mama, kenapa meja di sebelah kita tersenyum dan menggertakkan giginya mengejek?"
Aku merasa terdiam. Aneh, ketika tadi aku melihat ke arah meja itu, tidak ada yang ada di sana. Aku mencoba untuk menghibur anakku dan membujuknya bahwa itu mungkin hanya ilusi, namun itu membuatku merasa sangat tidak enak. Namun tiba-tiba, dari arah yang sama muncul seorang pria tua yang dengan tersenyum memberikan buah apel pada anaknya. Anakku menjadi senang dan nama pria tua itu terpampang dengan jelas diingatannya.
Tetapi, pada saat pria tua meninggalkan ruangan tersebut, ia dengan tiba-tiba jatuh sakit dan semua orang di ruangan itu saling menatap, mereka berusaha untuk bicara. Saat aku melirik ke arah meja itu, aku melihat penghuni asli meja itu - jarum peniti! Aku sangat terkejut dan merasa seakan-akan mataku menipuiku. Ternyata, anakku adalah anak dengan kemampuan spesial untuk melihat hantu saat ia sedang sakit, dan hantu yang dilihatnya adalah jarum peniti.
Batu, 16022024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI