Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bangka dan Negeri Terluka

25 Desember 2019   14:23 Diperbarui: 25 Desember 2019   14:43 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih di lambung Garuda, teman duduk di sebelah saya yang tak lain kepala kantor menyuruh saya untuk mengedarkan pandang ke bawah. Terlihat Pulau Bangka dengan 'luka-luka' menganga. 

"Itu bekas tambang timah," ucapnya. Dari atas memang terlihat, bekas galian-galian tambang yang tidak dipulihkan lagi. Tergenang dan terisi air. Di beberapa bagian selaksa danau atau waduk.

Pada hari kesekian, kami diajak jalan-jalan menikmati destinasi wisata di seputar Pulau Bangka, dari Pantai, Hutan, hingga ke danau berwarna bekas penambangan timah. Karena pengaruh mineral atau bebatuan di dasar danau, sehingga air terlihat berwarna-warni. Keindahan di balik 'kepedihan' karena bekas tambang yang tak lagi dikonservasi.

Bangka (juga Belitung) pernah kesohor karena sebagai daerah penghasil timah di Nusantara. Saya masih bisa menemukan, sisa-sisanya ketika berkunjung di bekas pabrik Timah di pesisir Pulau Bangka. Pabrik yang lengkap dengan area perumahan bagi para pegawai, dengan sisa-sisanya timah yang tidak lagi diolah.

Ketika hendak balik ke Jawa, di Bandara bertemu dengan seorang penambang. Berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Ia menunjukkan contoh timah yang disimpan dalam sebuah plastik, katanya itu adalah sampel yang akan dibawa ke Jakarta. 

Ia bercerita, model penambangannya unik, karena masih tradisional dan biasanya mencari lahan di tempat yang masih sepi. Berhari-hari di sana. "Hampir setiap jengkal tanah di Bangka mengandung timah," ujarnya.

Ia melanjutkan, harga timah masih cukup menjanjikan. Maka tidak heran, dia biasa bolak-balik ke Jakarta dengan pesawat untuk urusan bisnis. Ya, dan mungkin hingga kini. Tanah-tanah di bangka masih terus digerus, untuk diambil timah hitamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun