Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapakah Pemimpin Sejati? Percakapan Ki Bagus Hadikusuma dan Putranya

10 Desember 2019   15:00 Diperbarui: 10 Desember 2019   15:05 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ki Bagus Hadikusuma dikenal sebagai sosok sederhana. Anggota Badan Usaha Penyelidikan Kemerdekaan  Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia pula yang mengusulkan prinsip ketuhanan yang akhirnya menjadi sila pertama Pancasila. Bekerja sebagai guru di Madrasah Muallimat, Ki Bagus sempat membuka beberapa usaha namun tidak berkembang. Selain itu ia juga giat berdakwah ke berbagai daerah dengan membawa barang dagangan untuk dijual sebagai ongkos perjalanan.

Kesederhanaan Ki Bagus terus terbawa, meski dia menjadi tokoh bangsa dan anggota parlemen. Dalam buku Derita Seorang Pemimpin, Riwayat Hidup, Perjuangan dan Buah Pikiran Ki Bagus Hadikusuma, yang ditulis putranya, H. Djarnawi Hadikusuma. Ki Bagus menyebutkan ada dua jenis pemimpin. "Ketahuilah, ada dua macam pemimpin. Pertama, ialah pemimpin dalam arti sesungguhnya, dan yang kedua yaitu mereka yang melakukan peran sebagai pemimpin," ungkap Ki Bagus Hadikusuma.

Menurut Ki Bagus, seorang pemimpin rakyat dan setiap pemimpin pembangun kesejahteraan yang sebenarnya tidak akan sampai hati hidup mewah di tengah rakyat yang hidup sengsara. 

"Apakah setiap pemimpin harus hidup melarat?" tanya Djarnawi. 

"Tidak harus hidup melarat, tetapi harus dapat memberi contoh hidup sederhana, baik pemimpin jawatan ataupun pemimpin rakyat," jawab Ki Bagus.

Di lain kesempatan, Djarnawi bercakap dengan Ki Bagus. "Manusia bertambah banyak dan kerakusan semakin merajalela."

"Siapa yang rakus?" tanya Djarnawi.

"Mereka yang bekerja sehari dengan hasil cukup untuk hidup setahun," ungkap Ki Bagus Hadikusuma.

"Tetapi mereka berkewajiban menolong orang miskin," kata Djarnawi.

"Tetapi mereka tidak mempedulikan si miskin, seperti kanak-kanak itu. Mereka hanya mempedulikan dirinya dan jika mau menolong sedikit-sedikit adalah itu sekedar belaskasihan bukan dari rasa tanggungjawab," jelas Ki Bagus Hadikusuma.

Begitulah, sosok Ki Bagus Hadikusuma. Sosok sederhana dan tetap dalam kesederhanaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun