P3E Suma, KLHK-Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) ditetapkan oleh Menteri LHK sesuai SK No 773 tanggal 3 Oktober 2016, telah dideklarasikan pada tanggal 5 April 2017, luas wilayah sekitar 180.078 ha, memiliki ketinggian 3037 Mdpl terletak di Kabupaten Mamasa dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
Taman Nasional Gandang Dewata berada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Untuk mengunjungi Gandang Dewata aksesnya melalui dua daerah, Mamasa dan Mamuju. Keberadaan Taman Nasional Gandang Dewata perlu dijaga bersama, di samping sebagai Taman Nasional juga tersimpan berbagai Kekayaan Alam yang masih membutuhkan sentuhan tangan kita sebagai manusia untuk dapat turut menjaga kelestarian habitat Gandang Dewata, seperti Anoa.
P3E Suma, KLHK-Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) ditetapkan oleh Menteri LHK sesuai SK No 773 tanggal 3 Oktober 2016, telah dideklarasikan pada tanggal 5 April 2017, luas wilayah sekitar 180.078 ha, memiliki ketinggian 3037 Mdpl terletak di Kabupaten Mamasa dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
Taman Nasional Gandang Dewata berada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Untuk mengunjungi Gandang Dewata aksesnya melalui dua daerah, Mamasa dan Mamuju. Keberadaan Taman Nasional Gandang Dewata perlu dijaga bersama, di samping sebagai Taman Nasional juga tersimpan berbagai Kekayaan Alam yang masih membutuhkan sentuhan tangan kita sebagai manusia untuk dapat turut menjaga kelestarian habitat Gandang Dewata, seperti Anoa.
Lokasi tersebut masih terdapat sumber mata air bersih yang masih dapat di manfaatkan masyarakat Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju juga wilayah sekitarnya. Hasil peneliti asal Amerika dan peneliti dari Australia yang melakukan survey selama 10 hari melakukan penelitian di puncak Gunung Gandang Dewata termasuk rombongan dari LIPI meneliti tikus yang diperkirakan sekitar 38 jenis tikus selain spesies Anoa. Bahkan di Taman Nasional Gunung Gandang Dewata pernah ditemukan tikus berusia 350 tahun terbesar ke dua dunia.
Guna memastikan keutuhan kekayaan sumber daya alam Taman Nasional Gandang Dewata, maka tim dari P3E Suma melakukan ekspedisi. Berangkat dari Makassar pada 10 April 2018, kemudian menginap di Kabupaten Mamasa. Keesokan harinya melanjutkan ekspedisi ke TNGD dengan mempunyai tujuan memperkaya wawasan tentang Flora dan Fauna di kawasan konservasi.
Potensi Kawasan Konservasi Tanaman Nasional Gandang Dewata terdapat potensi Flora antara lain, anggrek, kayu bitti, rotan, pinang hutan, palem berbagai jenis. Sementara potensi spesies Fauna endemik TNGD dihuni Monyet, Babi Rusa, Burung Rangkong, Elang Sulawesi.Â
TNGD memiliki panorama alam dan keindahan air terjun. Potensi kawasan konservasi sesuai dengan kawasan tersebut yakni sebagai kawasan pelestarian alam dan Kawasan Suaka Alam, sehingga pembangunan diarahkan pada fungsi kawasan bagi kesejahteraan masyarakat.