Mohon tunggu...
Eko Halim Santoso
Eko Halim Santoso Mohon Tunggu... Plt Direktur Yayasan Peguruan 17 Agustus 1945 Surabaya

Saya adalah seorang profesional di bidang teknologi informasi yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam pengembangan sistem, manajemen proyek digital, dan inovasi teknologi untuk institusi pendidikan dan dunia industri. Saat ini saya menjabat sebagai Direktur di Universal Informasi Teknologi serta plt Direktur di Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Surabaya (YPTA 1945). Di luar aktivitas profesional, saya aktif menulis tentang transformasi digital, kepemimpinan teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan isu-isu strategis dalam dunia pendidikan. Saya percaya bahwa berbagi pengetahuan adalah salah satu bentuk kontribusi nyata untuk membangun ekosistem digital yang lebih baik di Indonesia. Melalui Kompasiana, saya berharap bisa berbagi sudut pandang, pengalaman, dan gagasan-gagasan yang mampu memberikan nilai tambah bagi pembaca, serta membuka ruang diskusi yang sehat dan membangun.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Aku paling jago dalam IT (ternyata enggak)

4 Juni 2025   07:00 Diperbarui: 1 Juni 2025   11:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Curhatan pribadi ya, Waktu pertama kali aku bergabung di departemen IT di perusahaan tempatku kerja sekarang, aku merasa penuh semangat dan... yaaaaa, mungkin terlalu percaya diri.

Aku pikir, "Ah, sistem ini ribet banget. Kalau aku yang bikin, pasti bisa lebih efisien." Setiap kali lihat aplikasi internal atau workflow yang ada, aku punya banyak komentar.
"Harusnya gini aja, kok dibuat serumit ini sih?"

Di rapat divisi, aku kadang nyeletuk ide-ide besar, bahkan pernah bilang, "Kalau dikasih waktu dua minggu, aku bisa bikin ulang modul ini dari nol, lebih clean dan scalable." Senior-seniorku cuma tersenyum. Nggak ada yang bantah, tapi aku sadar ada sesuatu di balik senyum mereka. Sampai suatu hari, aku dikasih tugas. Bikin modul dashboard interaktif yang ngambil data dari 3 sistem berbeda, dengan login terhubung ke LDAP, plus enkripsi data sensitif.
Aku pikir: "Oke, ini tantangan seru."

Hari pertama: optimis.
Hari ketiga: pusing.
Hari kelima: mulai curiga, ini gak semudah yang kupikir.
Hari ketujuh: error di mana-mana, dan aku mulai nyari dokumentasi yang bahkan belum pernah kulirik sebelumnya.
Hari kesepuluh: aku diem di pojokan, sambil mikir, "Ini yang dibilang gampang itu?"

Akhirnya aku minta bantuan. Seniorku yang tadinya diam, pelan-pelan bantu nunjukin bagian mana yang penting, mana yang rawan error, dan kenapa arsitektur awal dibuat seperti itu.

Mereka gak ngejudge. Malah bilang,"Kita semua pernah ngerasa paling ngerti di awal. Tapi pengalaman bikin kita sadar, yang kelihatan simple kadang punya lapisan rumit di baliknya (sebenarnya ngomongnya tidak begitu juga, ini diperhalus)". Dari hal tersebut aku berubah. Lebih banyak baca dokumentasi. Lebih sering tanya sebelum asal komentar. Dan yang paling penting, aku belajar menghargai proses dan kerja tim.

Aku sadar, aku dulu kena efek Dunning-Kruger, merasa paham padahal baru tahu kulitnya. Dari pengalaman sok tau tersebut, Kalau kamu lagi ngerasa paling ngerti, paling jago, mungkin kamu lagi ada di fase yang sama. Dan itu wajar. Yang penting, cepat sadar. Karena di dunia IT, yang cepat bukan yang paling unggul, tapi yang terus mau belajar dan gak malu mengakui kalau belum tahu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun