Mohon tunggu...
Eko Adi Saputro
Eko Adi Saputro Mohon Tunggu... Guru

Seorang ayah dan guru yang suka membagikan pengetahuan dan pengalamannya, Agar bisa lebih tambah manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Rudal Iran-Israel Jadi Alarm: Indonesia Harus Mandiri Produksi Rudal Nasional

6 Juli 2025   09:27 Diperbarui: 6 Juli 2025   09:27 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketegangan yang kembali membara di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel, menjadi bukti bahwa dinamika perang modern telah berubah drastis. Bukan lagi barisan tank atau gelombang pasukan infanteri yang mendominasi medan pertempuran, tetapi rentetan rudal presisi tinggi yang diluncurkan dari jarak jauh.

Perang rudal antara Iran dan Israel baru-baru ini menandai era baru dalam strategi pertahanan global. Di era ini, negara yang tidak siap dengan teknologi rudal baik untuk menyerang maupun bertahan maka berpotensi menjadi sasaran empuk di masa depan.

Kondisi ini pun memunculkan satu pertanyaan mendesak bagi Indonesia: Apa jadinya jika Indonesia masih bergantung pada impor rudal, lalu suatu hari diboikot?

Ketergantungan Impor Rudal: Ancaman Nyata di Masa Damai

Indonesia selama ini masih sangat bergantung pada impor sistem persenjataan strategis, termasuk rudal. Negara-negara produsen rudal besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan beberapa negara Eropa memiliki kontrol ketat atas ekspor teknologi militer mereka. Di sisi lain, embargo atau boikot militer adalah instrumen politik yang kerap digunakan untuk menekan negara-negara berkembang.

Bayangkan jika suatu saat, ketika situasi geopolitik memanas, Indonesia justru berada dalam posisi tidak bisa mengakses rudal untuk mempertahankan wilayahnya. Ini bukan sekadar skenario fiksi ilmiah. Embargo senjata sudah berulang kali digunakan di berbagai konflik, mulai dari Iran, Korea Utara, hingga Venezuela. Ketergantungan pada luar negeri berarti menyerahkan sebagian kedaulatan ke tangan negara lain.

Rudal: Senjata Utama Perang Zaman Sekarang

Perang Iran-Israel membuktikan bahwa rudal bukan lagi pelengkap, tetapi telah menjadi ujung tombak utama dalam strategi pertahanan negara modern. Rudal balistik, rudal jelajah, hingga rudal hipersonik menjadi alat utama serangan jarak jauh yang dapat menembus pertahanan musuh dengan presisi.

Tak hanya menyerang, rudal juga menjadi komponen penting untuk pertahanan udara. Sistem seperti Iron Dome milik Israel atau S-400 milik Rusia menunjukkan betapa pentingnya kemampuan menangkal serangan rudal dari musuh.

Indonesia, dengan luas wilayah dan posisi strategis di tengah jalur perdagangan internasional, tidak bisa mengabaikan ancaman serangan udara modern. Wilayah yang luas menuntut sistem pertahanan berlapis. Dan itu artinya kemampuan rudal nasional harus dibangun sesegera mungkin.

Indonesia Punya Modal: Ilmuwan, BUMN, dan SDM Unggul

Sebenarnya, Indonesia tidak kekurangan sumber daya untuk memulai kemandirian dalam produksi rudal. Kita punya para ilmuwan hebat, teknokrat unggulan, dan perguruan tinggi yang mampu melakukan riset dan pengembangan.

Lembaga seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, hingga LAPAN memiliki sejarah panjang dalam pengembangan teknologi militer dan antariksa. Bahkan beberapa prototipe roket dan drone telah berhasil dikembangkan dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun