Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ngalamers Menulis tentang Ngalam

16 Agustus 2019   15:43 Diperbarui: 16 Agustus 2019   17:43 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari tempatwisataunik.com

Nulis tentang Malang, tapi gaya ngalamer banget.. ternyata tidak gampang. Bahkan Penulis sendiri yang lahir dan tinggal di Malang, ternyata masih belum tahu gimana gaya tulisan ngalamer banget itu. Artikel ini mencoba memotret Malang dalam wujud tulisan dengan gaya ngalamer banget. Selamat Membaca, semoga Menginspirasi

Kadit Itreng Osob Kiwalan

Osob Kiwalan bak merk kera kera Ngalam. Namun bahasa Jawa khas Malang ini mulai luntur. Penelusuran Penulis di daerah seputar Kampus di Kota Malang sudah tidak mendengar lagi pembicaraan dengan menggunakan osob kiwalan. di Malang, setiap tahun selalu kedatangan ribuan mahasiswa baru dari seluruh Indonesia yang kuliah dan kost di Malang. 

Mereka membawa bahasa dan adat istiadat dari daerah masing masing. Lambat laun, osob kiwalan seperti kehilangan tempat, karena arek Ngalam sendiri saat berkomunikasi dengan teman temannya yang dari luar kota yang nota bene Kadit Itreng Osob Kiwalan harus berkomunikasi dengan bahasa yang sama dimengerti.

Sangat sulit ternyata menemukan dimana masyarakat yang mengunakan osob kiwalan sebagai bahasa sehari harinya. Penulis mencoba keliling di beberapa daerah di seputar Malang Raya. Namun belum menemukan dimana di Malang raya yang melestarikan osob kiwalan sebagai bahasa kesehariannya. 

Baru dalam komunitas terbatas bahasa ini masih terdengar di pakai. seperti oyi sam, ladub, orip, ojir, ayahab, ngalup, ipok dan kata kata populer lainnya dalam khasanah osob kiwalan. Kata kata ini dipakai dalam komunitas sepantaran. 

Jarang yang muda bilang demikian pada yang tua. ini disadari karena di Malang masih sedikit terpengaruh adat istiadat dan pakem bahasa jawa yang mengenal adab unggah ungguh, meskipun kearifan lokal jawa sudah mulai tersingkir dari bumi arema.

Pelestarian osob kiwalan perlu kembali ditingkatkan dan sangat disayangkan jika osob kiwalan tidak dikenal arek malang dewe. Film Yo wis Ben merupakan upaya mengangkat potret arek malang dalam kesehariannya. Kata kata Umpatan J*nc*k begitu familiar dan bukan menandakan permusuhan, tapi sebuah persahabatan erat. Dan sungguh aneh jika kera kera ngalam ewed, Kadit itreng Osob kiwalan, ayahab ker...

Badhogan Ngalam sing wis Kawus

Bener Ta Ker, Baddhogan asli Ngalam sudah hilang dari Peredaran Jaman Now? Ayo Kita Telusuri kira kira masih adakah makanan seperti Kokam-(Kepanjangan dari K*nth*l Kambing),  Gatot, Tiwul, Rondo royal, cucur, puthu atau angsle masih ada penggemarnya. Ternyata yang rame dirubung nom noman adalah takoyaki, burger, pizza dan kebab. 

Semua makanan dari negeri asing. Kemana makanan khas itu berada? Para pedagang makanan tradisional mulai terpinggirkan hingga ada di pasar krempyeng di pinggiran. Para pedagangpun enggan menyiapkan stok dagangannya dalam jumlah banyak, karena minim pembeli. Dari waktu kewaktu, makanan khas malang ini mulai sirna dari peredaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun