Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apa Sih "Reenactor" Itu?

28 Desember 2018   11:21 Diperbarui: 28 Desember 2018   11:38 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reenactor? Sebuah Kata yang masih asing ditelinga dan belum ditemukan dalam kamus Bahasa Indonesia. Melihat cara berpakaiannya saja, banyak pihak sudah gebyah uyah alias menyamakan semua orang berkostum pejuang sama dengan Onthelis. 

Pertanyaan Yang sering Kami dengar adalah: "Apa sih Reenactor itu? Mas Onthel Ya? di tempat kami banyak Mas. Tiap Minggu Pagi orang orang berkeliling kota pakai sepeda onthel. Dandannya aneh aneh mas. Ada yang pakai tanda penghargaan sepenuh bidang dada. ada yang jadi koboy. ada yang dandan pocong. Ramai dan Meriah Mas." 

Pertanyaan diatas adalah pertanyaan kreatif teman teman yang tidak bisa membedakan siapa Reenactor, Siapa Onthelis, Siapa Cosplay, siapa  Airsofter, siapa Impersonation, Siapa Kolektor Jaduler dan siapa Kolekdoler. Tiap Istilah tersebut berbeda makna dan fokus perhatiannya. Bisa jadi Orang awam menganggap sama, tapi esensinya berbeda. Pemahaman tentang hal ini sudah kami tulis di Link berikut : Link

Menjelaskan Kembali Reenactor

Reenactor adalah para Pelaku dari Sebuah Kegiatan yang disebut Historical Reenactment. Kegiatan ini adalah sebuah metode Pembelajaran sejarah dengan cara reka Ulang atau menghidupkan kembali suatu peristiwa sejarah yang penting yang berguna untuk menumbuhkan rasa kebanggaan pada Bangsa dan Negara Indonesia, Nasionalisme, Patriotisme, Cinta Tanah air dan Kebangsaan Indonesia. 

Yang di reka ulang adalah peristiwa sejarah otentik yang terbukti secara valid dalam catatan sejarah. Peristiwa, Pakaian, peralatan dan segala aktribut yang digunakan untuk reka ulang harus sesuai dengan catatan sejarah otentik yang bisa dibuktikan asal usul dan alasannya dalam catatan sejarah. Ini dilakukan dalam kajian sejarah dengan pengamatan foto asli, video asli dan buku buku sejarah. Reenactor tidak bisa ngawur asal pakai aktribut. Pemakaian senjata dummy/replika juga menyesuaikan jamannya.

Malang Times- Reka Ulang Agresi Malang Bumi Hangus peristiwa 31 Juli 1947
Malang Times- Reka Ulang Agresi Malang Bumi Hangus peristiwa 31 Juli 1947
Foto diatas adalah sebuah reka ulang peristiwa Malang Bumi Hangus di depan Balaikota Malang pada Peringatan 17 Agustus Tahun 2017 yang lalu. Disatu sisi Kegiatan tersebut patut diapresiasi sebagai Pengenalan Kembali sejarah perjuangan di Kota Malang pada generasi Muda. 

Namun Kegiatan ini tidak melibatkan Reenactor sebagai pemainnya. Karena dalam Reka Ulang tidak bisa asal pakai seragam dan peralatan jaman kekinian untuk di Klaim di era tertentu dalam catatan sejarah. Perhatikan Foto tersebut diatas. Mereka berperan sebagai Belanda dengan menenteng bendera belanda.  

Peristiwa yang direka ulang adalah peristiwa 31 Juli 1947 saat agresi Belanda I dan Kota Malang Jatuh Ke tangan Pendudukan Belanda.

Pakaian doreng yang dipakai adalah seragam TNI jaman Now. Topinya juga Jaman Now. Senjata yang dipakai adalah senjata organik buatan PINDAD asli Jaman Now. Untuk Pembelajaran sejarah kepada generasi Muda, Hal demikian kurang tepat karena akan membangun pola pikir yang salah.  

Seragam tentara, Topi dan senjata yang dipakai tidak sesuai dengan bukti catatan sejarah yang di reka ulang, karena ditahun 1947 belanda tidak pakai doreng TNI jaman Now. Senjata Belanda di tahun 1947 tidak memakai senjata senapan serbu Buatan PINDAD. Hal hal kecil tapi fatal, karena peralatan jaman now tersebut belum ada ditahun 1947. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun