Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Filosofi Celengan, Bikin Anak Hemat, Cermat, dan Hebat

9 Oktober 2018   16:06 Diperbarui: 10 Oktober 2018   11:17 3676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi celengan (vox.com)

Sudahkah anak anak anda mengenal celengan? Jika belum, segera perkenalkan celengan kepada mereka. Kenapa? Karena celengan adalah wujud pembelajaran Finansial kepada anak anak sejak dini. Penasaran? Mari kita kupas bagaimana asal usul sejarah Celengan, apa filosofinya dan apa makna Pembelajaran Finansial nya. Semoga tulisan ini menginspirasi Kita Semua.

Sejarah Asal Usul Celengan

Pernahkah mengunjungi Musium Nasional di Jakarta? Pernah melihat salah satu koleksi Berikut :

Ini adalah Foto celengan hasil dari penggalian di situs Trowulan yang merupakan Ibukota Kerajaan Majapahit. Kok Rusak dan Pecah? Sesuai tradisi celengan, untuk mengambil isinya, celengan tembikar haruslah dipecah. Jadi Wajar jika artefak celengan yang ditemukan tersebut dalam kondisi Pecah.

Bagaimana Penjelasan Celengan di Jaman Majapahit ? Tepatnya dimulai antara tahun 1293--1500. Kerajaan Majapahit saat itu mengalami peningkatan kemakmuran berkat sektor nonpertanian. Di wilayah ini sebenarnya sudah ada uang koin emas dan perak. Akan tetapi, jual-beli menuntut adanya pecahan dengan nominal lebih kecil lagi. Akhirnya imporlah uang kepeng dari Tiongkok.

Nah, orang-orang kala itu menyimpan dan mengumpulkan uang recehan ke dalam benda yang terbuat dari bahan tanah liat dan berbentuk babi (celeng). Mengapa harus celeng? Bentuk ini dipilih karena sifatnya yang gemuk, berbadan subur, dan pemakan segala. Intinya beberapa orang meyakini babi atau celeng adalah simbol kemakmuran.

Celengan tidak harus berasal dari tembikar dan berwujud Celeng atau babi. Apapun wujud celengan, apakah dari bahan plastic atau logam, baik berwujud ayam, Sapi atau kucing doraemon, sepanjang fungsinya untuk menabung maka disebut sebagai celengan.

Kesimpulannya, Celengan adalah kearifan lokal bangsa ini dalam pembelajaran finansial, apakah ini menurut anda adalah hal Kuno yang tidak layak diajarkan pada anak anak jaman Now? Pendapat anda ini salah. Berikut kita bahas Filosofinya.

Makna Filosofi di Dalam Celengan

Celengan adalah wujud hewan berbentuk celeng atau babi. Bagaimana sih prilaku babi itu? Babi adalah hewan yang serakah yang makan sembarangan. Apapun akan diembatnya. Secara filosofi mengambarkan orang yang serakah dalam mengumpulkan harta. Setelah terkumpul apa yang terjadi? Celengan akan dipecah. Artinya orang serakah akan hancur.

Sebaliknya, jika mengumpulkan secara tahap demi tahap seperti filosofi nyelengi, maka      dalam mengumpulkan harta itu jangan seperti babi, tapi bertahap seperti nyelengi. Setahap demi setahap. Disinilah makna anti serakah ditanamkan sejak dini sehingga tumbuh anak anak yang anti korupsi. Mereka akan sabar dalam berusaha, tetap tangguh dan jujur dalam perjuangan hidup dimasa mendatang.

Tinggi ya makna celengan  sehingga celengan patut diajarkan sejak dini sehingga bisa menyiapkan kemandirian finansial kepada anak anak anda.

Hidup Sukses dengan Filosofi Celengan

Anak anak Jaman Now, adalah anak anak yang konsumtif. Orang Tua bekerja siang malam tentunya untuk kebahagiaan anak anaknya. Namun jangan terlalu memanjakan mereka.  Kenapa? Anak anak harus tumbuh dewasa dan di masa depan tidak dibutuhkan sifat manja. Setelah dewasa, anak anak tersebut harus mandiri secara finansial.

Salah satu Metode memperkenalkannya adalah melalui celengan. Gimana Logikanya? Pertama, dengan celengan mengajari anak anak berhemat sejak kecil. Sisa uang saku dikumpulkan untuk suatu tujuan yang ditetapkan si anak sendiri. Jika si anak punya keinginan, ajari metode menabung untuk mencapainya pada suatu saat.

Mungkin orang tua bisa membelikan barang tersebut sekarang, namun demi mengajarkan makna perjuangan hidup di masa mendatang tidaklah instan, merengek rengek sebagai wujud pengejawantahan menempuh segala cara untuk mencapai tujuan.

Tetapi hidup itu mencapainya harus setahap demi setahap. Ini makna hakiki celengan yang harus ditanamkan agar anak mengenal kesederhanaan yang polos dan jujur. Bahwa sesuatu haruslah dicapai secara bertahap dan kedepannya menjadi Insan yang tidak serakah dan anti korupsi.

Kedua, dengan celengan anak anak akan menjadi cermat, jeli dan peka, karena besok masih ada hari. Menyisakan yang tidak dibelanjakan hari ini untuk modal dihari hari mendatang. Anak anak harus bisa mengendalikan belanjanya sendiri. 

Jadi di sinilah anak anak belajar management. Belajar merencanakan. Misal dengan keinginan punya sepeda, maka harus menabung sekian waktu kali berapa sisa uang saku.

Juga belajar bersabar dan menghargai nilai uang yang diberikan ayah ibunya. Anak anak yang menolak diberi Uang Rp. 5000,- dan minta Rp. 50.000,- seperti uang saku temannya yang anak orang kaya, adalah tanda anak anak yang tidak bersyukur. Tugas anda beri pengertian, Jika mencari uang walaupun lima ribu perak itu butuh perjuangan. Celengan akan mengajari anak anak untuk bersabar.

Dan ketiga, Jadikan masa depan anak anak anda sebagai generasi hebat, yang hemat dan cermat serta mandiri secara finansial. Banyak orang tua yang sudah menikahkan anaknya tapi si anak tetap minta jatah uang kepada orang tuanya. 

Seperti inikah anak yang sukses? Yang tidak mandiri secara Finansial di masa depan? Apakah anda bahagia memiliki anak anak yang dimasa depan jadi benalu? Ingat, anda akan semakin tua dan tidak mungkin anda memenuhi segala kebutuhan anak anak yang sudah dewasa dan sudah menikah tapi tidak mandiri.

Sekarang, anda harus menyiapkan anak anak anda sejak dini. Apa sih susahnya mengajak nabung via celengan sejak dini? 

Ajari agar anda bisa melihat anak anak anda sukses dan mandiri secara finansial di masa depan. Semoga menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun