Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Jadikan Tulisanmu Abadi, Angkat Penamu Bung, Mana Karyamu?"

14 Agustus 2018   10:07 Diperbarui: 14 Agustus 2018   20:17 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ketika Kamu Bicara, Kata Katamu Hanya bergaung ke seberang ruangan atau sepanjang Koridor. Tapi ketika Menulis, Kata Katamu bergaung sepanjang Zaman" - Bud Gardner

Apa yang sedang terlintas dalam benak dan pikiran, direnung sejenak dan seiring bergulirnya waktu, banyak ide idemu itu akhirnya pupus. Mungkin ide idemu itu adalah inspirasi penting bagi diri dan orang lain. 

Mungkin idemu itu adalah "ide briliant" namun karena tidak pernah kamu tulis, ide ide itu akan hilang. ide adalah inspirasi menulis. Banyak orang merasa tidak punya ide untuk menulis. Terlalu banyak pertimbangan untuk memulai menulis. 

Jika Kamu menjawabnya dengan rumus "Banyak Alasan" maka kamu dalam proses menipu diri. Menutup potensimu sendiri. Membunuh bakat yang terpendam dalam dirimu.

Contoh adalah Abadinya Pemikiran Kartini

Kartini memiliki pemikiran sangat maju dibandingkan perempuan-perempuan  pada zamannya. Kemajuan berpikir Kartini tak dapat dilepaskan dari  kebiasaannya menulis, dan tentu saja, membaca. Hingga sekarang kita masih bisa menelusuri ide dan pemikiran dari Kartini.

Tulisan tulisan beliau adalah "gudang Ide" bagi mereka yang mau membaca hingga sekarang. Apakah dijaman Kartini menulis sudah semudah sekarang? Apa Kartini sudah mengenal tehnologi email dalam mengirim surat suratnya?

Dihadapan Kartini kita harus malu, karena dihadapan kita ada dukungan tehnologi super canggih yang memudahkan kita menulis, tapi kenyataannya apa? kita tidak bisa menulis apapun dengan rumus" banyak alasan". wow, keren ya anak jaman Now?

Menulis itu perlu berlatih

"Tulisanku jelek." demikian jawaban pertama yang kita dengar ketika seseorang diajak menulis. Menulis diera sekarang lebih mudah dibanding era sebelum boomingnya  internet. Adalah aneh dan sangat memalukan, ketika sudah diberi fasilitas tehnologi super canggih, masih saja ada alasan"tidak bisa menulis" Why?

Penyakit malas, banyak alasan dan rasa khawatir yang berlebihan adalah tiket yang membuat kamu tidak pernah maju. Membaca dan menulis adalah sebuah kebiasaan di negara maju. 

Orang orang di negara maju butuh "memajukan dirinya sendiri" karena sudah butuh dan sadar,  mereka wajib tumbuh dan berkembang di era globalisasi. Jika kita tidak sadar dan tidak butuh maju dan berkembang, kemampuan menyampaikan ide ide melalui tulisan adalah nonsen.

Banyak yang masuk dalam lingkar "banyak alasan" untuk tidak menulis dan memakai jurus menyalahkan pihak lain ketika teman sebangku kita waktu sekolah, sudah beberapa langkah kedepan. 

Menulis ide kita sendiri diperlukan latihan. coba aja dan terus saja berkarya. Orang lain akan mengapresiasi karya anda. Tanpa berlatih, Kapan keahlian kamu akan masuk dalam tahap "luar biasa?" Bayi yang baru 3 bulan apa sudah bisa berjalan? Bayi perlu berlatih merangkak sebelum dia bisa berdiri. Jadi, Berlatihlah seperti kamu saat bayi, kecuali Kamu tidak pernah menjadi bayi.

Selesaikan Satu, Menuju karya berikutnya

Tuhan Sudah menganugerahkan kita kecakapan dan kemampuan berpikir. Kita kadang dititipi Tuhan dengan ide ide yang bisa menolong orang lain bangkit dari keterpurukan. Ide ide itu kadang sepele, tapi tidak semua orang bisa menjadikan ide ide itu abadi seperti ide ide kartini. 

Menulis adalah bentuk bersyukur karena ide ide kita "siapa tahu" dibutuhkan orang lain. siapa tahu jadi inspirasi bagi mereka dan bisa menolong orang lain jadi penuh motivasi. 

Coba dan teruslah mencoba, selesaikan satu, dan bergegaslah menuju karya berikutnya. Jangan puas dengan satu tulisan kemuian mati. Jadikan tiap langkah langkahmu motivasi agar ide idemu tetap abadi.

Angkat Penamu, Raihlah Mimpimu

Di media sosial banyak orang menulis dan mengkritik ini dan itu. Jika kamu bisa menulis sebegitu tajam menghujam di media sosial, Kenapa Kamu tidak menulis saja sesuatu yang bisa mengaktualisasikan potensimu itu tanpa harus saling hujat menghujat pihak lain? Karyamu di beberapa bidang yang kamu tekuni adalah media meraih mimpimu. Kemampuanmu bermedia sosial bisa dipositifkan menjadi inspirator bagi orang lain untuk tumbuh. 

Angkat Penamu Bung, Mana Karyamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun