"Sudah sedekah, sudah shalat malam, sudah doa tak putus-putus, tapi pertolongan Allah belum juga datang. Salah saya di mana?"
Pertanyaan itu bukan hanya terlintas di kepala saya. Mungkin, Anda juga pernah merasakannya. Saat semua usaha dilakukan, semua doa diucap, semua energi dikerahkan---namun balasan yang diharap tak kunjung tiba. Bahkan yang datang justru kegagalan demi kegagalan, tagihan demi tagihan, tekanan demi tekanan.
Apakah Tuhan sedang menguji? Atau... apakah Tuhan sedang diam?
Rumus Spiritual: Apa yang Kau Beri, Itulah yang Kau Tuai
Dalam Islam, konsep balasan amal dan rezeki ditegaskan secara gamblang:
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah Pemberi Rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)
Ayat ini sering menjadi motivasi. Tapi juga bisa jadi bumerang saat ekspektasi terlalu duniawi: mengharap balasan cepat, konkret, dan terukur.
Padahal, rezeki bukan hanya materi. Rezeki bisa berupa:
terhindar dari penyakit berat,
anak-anak yang saleh,
atau hati yang lapang di tengah badai hidup.
Namun tentu, mengatakan itu mudah. Menjalani? Tidak semua mampu menanggung penundaan yang tak pasti.
Realita Hidup: Ketika Usaha dan Doa Tak Segaris dengan Hasil
Kehidupan tidak selalu bergerak sesuai dengan hukum sebab-akibat yang kita harapkan. Banyak orang baik tetap miskin. Banyak orang curang malah berjaya. Ada yang ibadahnya luar biasa, tapi hidupnya justru penuh ujian ekonomi.
Di sinilah titik rawan itu muncul. Goyah. Lelah. Iman jadi tawar.
Bahkan, banyak yang akhirnya tergelincir:
Terjerat pinjaman online,
Mencoba jalan instan dan tak halal,
Atau... meninggalkan ibadah karena merasa kecewa pada Tuhan.
Dan ketika pikiran mulai berkata, "Buat apa taat kalau tidak ditolong juga?", itulah saat kita sedang digoda untuk menukar kesabaran dengan kekufuran.
Rumus Kehidupan: Tuhan Tidak Pernah Tidak Menjawab
Kita bisa menyusun rumus kehidupan yang tidak linier, namun mencerminkan harapan:
IKHTIAR TULUS
+ KEBAIKAN YANG DISEMAI
+ KESABARAN YANG DITUMBUHKAN
= JALAN TERBUKA DI WAKTU YANG TEPAT
Tapi waktunya... bukan waktu kita.
Allah tidak pernah lupa. Tapi Dia menunda agar hati kita makin bersih, agar kita tidak terlalu bergantung pada dunia, agar kita belajar bahwa kemenangan paling besar adalah keteguhan iman di tengah ketidakpastian.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)
Ketika Doa Belum Dikabulkan, Apa yang Harus Dilakukan?
Tafakkur dan Syukur KecilDuduklah sejenak. Hitung nikmat yang masih ada. Mungkin belum kaya, tapi masih bisa makan. Belum punya rumah, tapi masih punya tempat berteduh.
Bersama Lingkaran PositifDekatkan diri dengan orang yang menjaga ibadah, bukan hanya omong besar. Orang yang terus tersenyum meski dalam keterbatasan akan menulari keikhlasan hidup.
Kurangi 'Racun' DigitalKadang yang membuat kita merasa gagal bukan realita, tapi karena terlalu banyak melihat kesuksesan orang lain di media sosial.
Hidup Bukan Transaksi, Tapi Ujian Cinta
Hidup bukan toko online yang ketika kita bayar, pasti langsung dikirim. Kita bukan sedang berdagang dengan Tuhan, tapi sedang diuji siapa yang benar-benar mencintai-Nya tanpa pamrih.
Jadi ketika hari ini terasa berat, dan belum ada pertolongan yang nyata, bukan berarti Tuhan tidak mendengar. Mungkin Dia sedang membentuk kita. Menyiapkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar angka di rekening: yaitu kekuatan jiwa.
Tuhan memang tidak pernah datang terlambat. Tapi Dia juga tidak pernah datang terlalu cepat. Dia datang di waktu yang paling tepat.
Saya pun pernah berada di titik itu. Ketika dompet kosong, anak sakit, utang menumpuk, dan doa terasa hanya bergema di langit-langit kamar. Tapi satu hal yang saya pegang: Tuhan tak akan pernah meninggalkan orang yang menggantungkan harapannya pada-Nya.
Dan hari ini saya menulis ini bukan karena sudah bebas dari semua itu. Tapi karena saya masih berjuang. Sama seperti Anda. Semoga tulisan ini menjadi penguat, bukan hanya untukmu... tapi untuk saya juga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI