Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tempe Mendoan "Dong Gedang" di Alun-Alun Sidoarjo, Menggugah Selera Pengunjung

12 Oktober 2025   23:57 Diperbarui: 12 Oktober 2025   23:57 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe mendoan Dong Gedang, Sidoarjo (dok.pribadi)

Tempe Mendoan "Dong Gedang" di Alun-Alun Sidoarjo, Menggugah Selera Pengunjung

Jalan pagi sering saya lakukan pada hari Minggu di Alun-Alun Sidoarjo. Alun-Alun Sidoarjo merupakan ikon Sidoarjo yang di dalam terdapat monumen Jayandaru menjulang cukup tinggi di mana atasnya ada simbol ikan bandeng dan udang di cat berwarna putih semua. Monumen ini pertanda atau ciri khas Kabupaten Sidoarjo penghasil ikan bandeng dan udang yang dibudidayakan secara turun menurun.

Seperti biasanya namanya alun-alun sebagaimana di kota lain pulau Jawa kebanyakan letaknya berada di pusat kota. Alun-alun Sidoarjo merupakan fasilitas publik tentu menjadi daya tarik masyarakat Sidoarjo.  Alun-alun Sidoarjo ini berbentuk empat persegi panjang difasilitasi trotoar yang cukup lebar sekelilingnya dimanfaatkan masyarakat untuk jalan pagi (jogging). Yang muda kebanyakan olahraga lari keliling alun-alun. Dulu saya waktu masih SMP bisa lari sampai 20 putaran. Kebetulan saya sekolah di SMP itu lokasinya dekat dengan Alun-Alun. Setiap jam pelajaran olahraga biasanya terlebih dahulu lari keliling alun-alun untuk pemanasan.

Selain kegiatan olahraga pagi bagi masyarakat di hari Minggu pagi, alun-alun juga dimanfaatkan untuk jualan makanan dan minuman (lapak/pedagang kaki lima) hampir 3/4 sekeliling alun-alun. Sedangkan 1/4-nya menghadap pendopo Kabupaten Sidoarjo dilarang bagi lapak/pedagang kaki lima.

Saya setelah jalan pagi istirahat sebentar, lalu cari makanan biasanya sarapan/makan nasi pecel dan minum teh hangat. Di saat jalan pagi keliling alun-alun ada yang menarik perhatianku yaitu di satu sudut alun-alun ada penjual tempe mendoan banyak pembeli sambil menunggu pesanan tempe mendoan yang digoreng. Tetapi saya belum tertarik membelinya, padahal tiap minggu jalan pagi melewati penjual itu. Akhirnya saya penasaran ingin mencicipi/membeli tempe mendoan khas Banyumas tertulis dalam banernya "Tempe Mendoan Dong Gedang". Nama yang antik "... Dong Gedang", saya pun pesan 4 tempe mendoan.

Sedang menggoreng tempe mendoan melayani pembeli (dok.pribadi)
Sedang menggoreng tempe mendoan melayani pembeli (dok.pribadi)

Tempe mendoan yang masih panas baru dientaskan dari wajan berisi minyak goreng, saya makan nunggu beberapa menit dulu dan tempe itu panasnya berkurang (hangat) baru saya makan dan ditaburi sedikit petis. Wahh...rasanya enak gurih dan tempenya empuk dan renyah yang dibalut tempung dong gedang menyatu warna kuning kecoklatan langsung habis hehe..lapar.

Jadi ini kekhasan tempe Banyumas yang membedakan dengan tempe goreng lainnya pada umumnya. Salah satu yang berbeda adalah tempe mendoan, kuliner khas Banyumas yang kini juga bisa dinikmati di Sidoarjo.

Di tengah banyaknya jenis tempe goreng yang beredar, Tempe Mendoan Dong Gedang berhasil mencuri perhatian. Saya pun sempat ngobrol dengan penjualnya seorang wanita muda yang melayani pembeli tempe. Sementara seorang lelaki muda menggoreng tempe. Bagiku produk ini memadukan cita rasa khas Banyumas dengan semangat kreativitas pelaku UMKM Sidoarjo. Tempe mendoan ini di buat dari dapur rumahan. Saya tanya alamat pembuatan tempe, katanya di Desa Sidokare tepatnya Bapak bisa cari di Google, lalu ketemu letaknya di Jl. Kutuk Barat, Cangkring, Sidokare. Wanita itu bercerita bahwa tempe mendoan yang dijual itu banyak dipesan oleh warung/kafe/resto bahkan restoran baik di Sidoarjo maupun Surabaya. Katanya lagi, Bapak bisa beli di Shopee, beli tempungnya pun bisa, bila bila ingin goreng tempe sendiri. Katanya lagi tepung itu racikan sendiri, jadi kekhasannya membedakan dengan yang lain. Tiba-tiba ada seorang naik sepeda motor datang langsung beli tepung dong gedang 1 kg dan tempe mentah satu kresek, batinku pasti orang ini ingin menggoreng tempe sendiri di rumah.

Tempe mendeon dicelupkan dalam tepung siap digoreng (dok.pribadi)
Tempe mendeon dicelupkan dalam tepung siap digoreng (dok.pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun