Kecerdasan Imam Syafi'i yang tinggi mulai tampak ketika mampu menghafal hadis-hadis Rasulullah saw. dengan tepat. Imam Syafi'i sangat bersemangat dalam mempelajari hadis-hadis tersebut dengan cara mendengar, dan terkadang beliau menuliskannya di atas porselin dn terkadang di atas lembaran kulit. Beliau juga sering datang ke kantor-kantor pemerintah untuk mengumpulkan kertas-kertas setengah pakai. Beliau biasa menulis materi yang didengarnya di kertas setengah pakai. Sungguh luar biasa beliau dalam menuntut ilmu tak lelah dan tanpa malu (minder) jika menuntut ilmu pada gurunya.
Imam Syafi'i pernah mengeluh kesulitan dalam hafalan ayat-ayat Al-Qur'an, hafalannya sering hilang, tidak ingat lagi. Lalu, beliau mendatangi gurunya yaitu Imam Waki' bin Al-Jarrah. Beliau menyenandungkan kepada Imam Waki',
Aku pernah mengadukan tentang buruknya hafalanku kepada Waki'
Maka beliau memberiku arahan agar meninggalkan berbagai kemaksiatan
Dan beliau juga memberitahuku bahwa ilmu adalah Cahaya
Sedangkan Cahaya Allah tidak akan diturunkan kepada orang yang bermaksiat.
Imam Malik gurunya Imam Syafi'i memberi nasihat dan fatwa, Â beliau menulis suatu tulisan di tiang masjid berbunyi:
"Siapa yang menginginkan ilmu yang berharga, hendaknya ia mendatangi Muhammad bin Idris."
Tak kala Imam Syafi'i membaca tulisan itu, beliau berkata,Â
"Saya bersaksi bahwa tulisan ini merupakan tulisan syaikh kita, Malik"
Lalu, Imam Syafi'i menuliskan di bawah tulisan itu sebuah tulisan yang berbunyi:Â