Mohon tunggu...
EKI WIRATAMA PUTRA
EKI WIRATAMA PUTRA Mohon Tunggu... Pegawai Swasta, Mahasiswa

Saya adalah orang yang pekerja keras, simple, dan tidak banyak bicara. Saya juga sedang menempuh pendidikan Universitas Mercu Buana NIM saya adalah 41322110039

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Model Paideia sebagai Refleksi Kritis 'Pendidikan' Anti Korupsi di Indonesia

9 Juli 2025   23:12 Diperbarui: 9 Juli 2025   23:12 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Metode Pembelajaran yang Beragam:  Metode pembelajaran meliputi kuliah, debat, diskusi, dan studi teks klasik, khususnya karya Aristoteles dan tulisan-tulisan para Bapa Gereja.

Paideia era Skolastik adalah sebuah sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk individu berkarakter yang berbudi luhur melalui integrasi iman dan akal, pengembangan etika kebajikan, dan pendidikan yang menyeluruh.  Meskipun terinspirasi oleh tradisi Paideia Yunani, ia memiliki konteks dan penekanan yang berbeda karena dipengaruhi oleh teologi Kristen dan filsafat Aristoteles.

Paideia era Skolastik, dengan penekanan pada integrasi iman dan akal serta pengembangan etika kebajikan, menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk membentuk pribadi anti-korupsi.  Berikut beberapa cara Paideia Skolastik berkontribusi dalam membentuk pribadi anti-korupsi:

 - Pengembangan Etika Kebajikan:  Paideia Skolastik menekankan pengembangan virtue ethics (etika kebajikan).  Ini berarti membentuk karakter melalui kebiasaan dan praktik yang baik, sehingga individu secara alami cenderung bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab.  Keutamaan-keutamaan seperti keadilan, keberanian (untuk menolak korupsi), kesederhanaan (menolak keserakahan), dan kebijaksanaan (untuk membuat keputusan yang bijak dan etis) menjadi kunci.

- Integrasi Iman dan Akal:  Paideia Skolastik menggabungkan iman dan akal.  Keyakinan religius tentang kebaikan, keadilan, dan tanggung jawab moral memberikan landasan yang kuat bagi perilaku anti-korupsi.  Akal, di sisi lain, digunakan untuk berpikir kritis, menganalisis situasi, dan mengambil keputusan etis.  Integrasi ini mencegah tindakan yang hanya didasarkan pada kepentingan pribadi atau tekanan sosial.

- Penalaran Moral yang Kuat:  Pendidikan dalam era Skolastik melatih kemampuan penalaran moral.  Individu dilatih untuk memahami prinsip-prinsip moral, menganalisis dilema etis, dan membedakan antara yang benar dan salah.  Hal ini membuat mereka lebih mampu menolak godaan korupsi dan membuat pilihan yang etis.

- Pembentukan Kesadaran Kolektif:  Paideia Skolastik, dengan penekanan pada kebaikan bersama (bonum commune), menanamkan kesadaran kolektif akan pentingnya keadilan dan integritas sosial.  Individu memahami bahwa tindakan korup tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga masyarakat luas.

- Peran Teladan:  Guru dan para pendidik dalam era Skolastik berperan sebagai teladan moral.  Mereka bukan hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga mencontohkan perilaku etis yang konsisten.  Hal ini sangat penting dalam membentuk karakter anti-korupsi.

- Refleksi dan Kontemplasi:  Paideia Skolastik mendorong refleksi dan kontemplasi diri.  Individu diajak untuk merenungkan tindakan mereka, mengevaluasi moralitasnya, dan memperbaiki diri.  Refleksi ini membantu mencegah perilaku koruptif.

 Secara keseluruhan, Paideia Skolastik menyediakan sebuah model pendidikan karakter yang komprehensif untuk membentuk pribadi anti-korupsi.  Dengan menekankan etika kebajikan, integrasi iman dan akal, dan pembentukan kesadaran kolektif, Paideia Skolastik menciptakan individu yang tidak hanya menolak korupsi, tetapi juga aktif berkontribusi pada kehidupan masyarakat yang adil dan berintegritas.

Paidea Era Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun