Mohon tunggu...
EKI WIRATAMA PUTRA
EKI WIRATAMA PUTRA Mohon Tunggu... Pegawai Swasta, Mahasiswa

Saya adalah orang yang pekerja keras, simple, dan tidak banyak bicara. Saya juga sedang menempuh pendidikan Universitas Mercu Buana NIM saya adalah 41322110039

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Model Paideia sebagai Refleksi Kritis 'Pendidikan' Anti Korupsi di Indonesia

9 Juli 2025   23:12 Diperbarui: 9 Juli 2025   23:12 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Platon berpendapat bahwa pendidikan anti korupsi harus benar-benar membentuk kesadaran moral. Dengan adanya kesadaran moral maka seseorang akan tidak mudah melakukan tindak pidana korupsi.

2. Negara ideal

Plato menilai, suatu negara dapat mencapai kata ideal apabila warganya memiliki jiwa yang adil. Dengan jiwa yang adil, seseorang akan takut melakukan hal-hal yang buruk, seperti korupsi.

3. Keseimbangan Jiwa

Melalui modelnya, Platon berpendapat bahwa korupsi bukan hanya sekedar pelanggaran hukum, melainkan juga adanya ketidakseimbangan jiwa.

Pada prinsipnya, pendidikan anti-korupsi model Platon ini bukan hanya sekedr untuk menambah pengetahuan, tetapi mengarahkan jiwa untuk melihat kebenaran. Tanpa adanya hal tersebut, seseorang akan mudah tergiur melakukan tindak korupsi.

Platon menilai pembentukan jiwa yang adil akan menghasilkan masyarakat yang adil pula.

Gambar tersebut menampilkan Format Ideal Model Paideia Anti-Korupsi Platon.  Ini merupakan tabel yang menjelaskan bagaimana pendekatan pendidikan anti-korupsi berdasarkan filsafat Plato dapat diterapkan.  Tabel tersebut terbagi menjadi tiga kolom:

 Format Ideal Model Platon

- Unsur Jiwa:  Menunjukkan tiga unsur jiwa menurut Plato di antaranya, Logos (Rasio/Akal), Thumos (Keberanian/Semangat), dan Epithumia (Keinginan/Hasrat).

- Target Pendidikan: Menjelaskan target pendidikan yang sesuai untuk masing-masing unsur jiwa.  Misalnya, untuk Logos, targetnya adalah nalar dan pemikiran kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun