Permasalahan yang kursial di Indonesia dari tahun ke tahun adalah permasalahan sampah, Khususnya di RW 07 kelurahan Nagrikidul Purwakarta. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pemilahan, pengolahan dan daur ulang sampah hingga menumpuknya sampah sehingga tidak bermanfaat. Akibatnya lingkungan tidak sedap dipandang serta timbulnya pencemaran lingkungan. Masyarakat hanya tahu bahwa pemeritahlah yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah dan masih terpaku pada pola kumpul, angkut buang dari TPS (tempat pembuangan sampah sementara) hingga berakhir di TPA (tempat pembuangan akhir).
Untuk itu, sebagai langkah awal mengurangi permasalahan sampah, mahasiswa KKN UPI Kampus Purwakarta membuat program kerja penyuluhan pengelolaan sampah dengan cara 3R dan praktek daur ulang sampah untuk memperoleh manfaat ekonomi masyarakat. Istilah 3R pada pengelolaan sampah yaitu berarti Reduse, Reuse dan Recycle. Reduse artinya mengurangi kegiatan yang menimbulkan sampah, contohnya penggunaan tumbler atau botol minum sebagai pengganti botol plastik. Reuse artinya menggunakan kembali sampah secara langsung, misalnya penggunaan botol plastik sebagai vas bunga. Lalu Recycle artinya pemanfaatan kembali sampah secara daur ulang, contohnya sampah anorganik yaitu botol dan plastik diolah menjadi ecobrick dan sampah organik yaitu sampah sayur serta sampah-sampah rumah tangga diolah menjadi kompos.
Pada tahap penyuluhan ini mahasiswa bekerja sama dengan pengelola TPS 3R RW 07 yaitu bapak RW 07 serta RT 48, RT 27 serta masyarakat terkait. Untuk memberikan gambaran pengelolaan sampah dari mulai cara memilah, pengolahan dan daur ulang sampah. Pada Minggu (24/7) terlaksanalah penyuluhan tersebut kepada masyarakat. Setelah diadakan penyuluhan untuk memperoleh bekal pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Mahasiswa mengajak setiap perwakilan RT untuk melakukan praktek daur ulang sampah rumah tangga menjadi kompos.
Pada Rabu (27/7) mahasiswa meminta setiap perwakilan RT untuk mengumpulkan sampah rumah tangga berupa sampah tangkai sayur yang sudah tidak terpakai. Menggunakan arang sekam sebagai campuran tanah dan air. Selain itu pemanfaatan galon yang sudah tidak terpakai sebagai wadah untuk membuat kompos. Langkah pertama campurkan tanah, air dan arang sekam. Selanjutnya campuran tanah dan arang sekam dimasukkan ke dalam galon kemudian padatkan. Tambahkan sampah tangkai sayur sehingga menutupi lapisan pertama tanah, masukkan arang sekam dan masukan kembali campuran tanah dan arang sekam dan padatkan kembali. Tambahkan tangkai sayur dan ulangi hal serupa sehingga wadah galon terpenuhi.
Hasil daur ulang sampah rumah tangga menjadi kompos kemudian dapat di jual seharga 5000 perkg. Yang nantinya keuangan tersebut menjadi pemasukan untuk masyarakat RW 07 kelurahan Nagrikidul dan dengan bantuan media sosial sebagai bantuan promosi. Harapannya dengan adanya program pengelolaan sampah ini menjadikan warga sekitar peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga limbah sampah dapat berkurang dan mampu memanfaatkan sampah menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI