Mohon tunggu...
ekatrioktaviani
ekatrioktaviani Mohon Tunggu... UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Eka Tri Oktaviani seorang mahasiswa pascasarjana semester 1 tahun 2024

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah

28 Juni 2025   22:23 Diperbarui: 28 Juni 2025   22:23 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto evaluasi sumber: https://images.app.goo.gl/VebpxsruTPC4geQX8

Model Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah

Penulis: Eka Tri Oktaviani / 2249100044 

(Kelas MPI 2B/ Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Pendahuluan: Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada kebijakan pusat, tetapi juga pada inisiatif internal yang dilakukan oleh sekolah atau madrasah itu sendiri. Salah satu langkah strategis yang sangat penting dalam proses peningkatan mutu ini adalah pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M). Melalui kegiatan ini, sekolah tidak hanya sekadar melihat ke dalam kinerja yang telah dicapai, tetapi juga memetakan kekuatan dan kelemahan secara menyeluruh. EDS menjadi kebutuhan mendasar karena mampu menyediakan dasar yang kuat dan objektif dalam menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS-M/RKS-M) yang lebih terarah, terukur, dan berkelanjutan.


pertama: Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah adalah proses evaluasi internal yang melibatkan semua pemangku kepentingan pendidikan di sekolah seperti kepala sekolah, guru, komite, orang tua, dan pengawas. Tujuannya adalah untuk menilai mutu penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). EDS tidak bertujuan untuk membandingkan atau memberi peringkat sekolah dengan sekolah lain, melainkan murni untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari kinerja sekolah. Hasil EDS menjadi bahan refleksi sekaligus dasar untuk menetapkan prioritas program pengembangan sekolah agar tercipta budaya mutu yang berkelanjutan.


kedua: Penetapan sasaran dalam EDS berfungsi sebagai pedoman evaluasi kinerja yang terukur. Sasaran ini ditetapkan berdasarkan pemenuhan terhadap delapan SNP yang dijabarkan dalam kebijakan nasional. Setiap sekolah harus menyelaraskan tujuan peningkatan mutu dengan standar tersebut, baik dalam aspek input, proses, maupun output pendidikan. Evaluasi kinerja tidak hanya berlaku untuk guru dan kepala sekolah, tetapi juga mencakup pengawas sebagai aktor strategis dalam pengawasan mutu pendidikan. Proses goal setting ini mendukung terbentuknya sistem penjaminan mutu pendidikan yang berbasis data dan perencanaan yang realistis.


ketiga: Instrumen EDS merupakan perangkat penting dalam pelaksanaan evaluasi. Disusun berdasarkan delapan SNP, instrumen ini berisi indikator pencapaian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Setiap standar memiliki rubrik penilaian mulai dari tingkat pencapaian 1 (kurang) hingga 4 (amat baik). Pengisian dilakukan oleh kepala sekolah, guru, siswa, hingga komite dengan metode survei dan rekapitulasi berbasis bukti fisik. Validitas dan kejujuran menjadi aspek krusial dalam proses pengisian karena hasilnya akan digunakan untuk menyusun rencana pengembangan sekolah. Dengan data yang akurat, sekolah dapat membuat keputusan perbaikan yang lebih tepat sasaran.


keempat: Salah satu manfaat utama dari pelaksanaan EDS adalah menjadi dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (RPS-M/RKS-M). Rencana ini meliputi perencanaan jangka menengah (4 tahun) dan tahunan (RKAS-M/RAPBS-M) yang diarahkan pada peningkatan mutu pembelajaran dan layanan pendidikan. Melalui EDS, sekolah dapat menetapkan prioritas kegiatan, merumuskan tujuan yang jelas, dan menyusun program berdasarkan kebutuhan nyata yang teridentifikasi. Dengan demikian, perencanaan tidak lagi bersifat spekulatif tetapi berbasis data yang konkret dan terukur.

Penutup: Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah merupakan sarana reflektif dan strategis bagi sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya secara mandiri dan berkelanjutan. Kekuatan EDS terletak pada keterlibatan semua pihak, validitas data, serta kemampuannya dalam memotret kondisi nyata sekolah secara utuh. Dengan menjadikan EDS sebagai landasan perencanaan, sekolah dapat melangkah lebih pasti dalam mencapai mutu pendidikan yang diharapkan. EDS bukan hanya alat evaluasi, tetapi merupakan langkah awal dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas dan bertanggung jawab dari dalam.

Foto cv
Foto cv

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun