Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dan Benci

12 Juni 2019   14:41 Diperbarui: 13 Juni 2019   10:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua menit lagi kereta akan diberangkatkan. Koper dan semua bawaanku sudah berada di gerbong. Ada delapan teman lagi yang menunggu kami di gerbong nomer lima. Masih juga dia....

"Ganes" teriakku.

Perempuan yang membawa ransel dan sebuah koper tampak berlarian ke arahku.

"Maaf Mas di jalan macet banget" katanya.

"HP dimana?"

"Di dalam tas"

Kusahut tas ransel dan koper yang dibawanya, "Ayo, kita gerbong lima"

Petugas peron nampaknya mempersilakan penumpang terakhir kereta melewatinya tanpa pemeriksaan KTP. Kereta mulai bergerak, namun cukup lambat hingga akhirnya kami memasuki gerbong nomer tiga dan berjalan di dalam kereta hingga ke gerbong nomer lima.

====

Senja masih bergelayut manja. Aku dan Ganesha kini berada di kafe yang sama, kafe yang berada tak jauh dari kantor.

Kuseruput kopi hitam yang ada di hadapanku. Sementara Ganesha masih mengaduk-aduk teh manis di hadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun