Dunia di Ujung Jari, Tapi Apa Kita Benar-Benar Belajar?Â
Hari ini, siapa pun bisa belajar apa saja dari layar ponsel.
Kita bisa mencari rumus matematika di Google, menonton penjelasan sejarah di YouTube, bahkan berdiskusi dengan AI untuk membuat tugas sekolah.
Namun di balik kemudahan itu, ada fenomena menarik --- bahkan agak mengkhawatirkan.
Banyak siswa merasa tak lagi butuh guru, karena semua jawaban "sudah ada di internet."
Sementara guru sering merasa tertinggal oleh teknologi dan bingung bagaimana mempertahankan perannya.
Lalu muncul pertanyaan mendasar:
Di tengah dunia serba cepat ini, apakah kita masih butuh guru?
Atau cukup dengan Google saja?Â
Ketika Siswa Lebih Percaya GoogleÂ
Di sebuah Sekolah, seorang guru sejarah bercerita tentang pengalaman uniknya.
Saat menjelaskan tentang "Perang Dunia II", salah satu siswanya tiba-tiba memotong penjelasannya dan berkata:
"Maaf, Pak, tapi di Google tulisannya beda."
Guru itu sempat tersenyum kecut. Ia sadar, kini otoritas pengetahuan tak lagi dipegang guru, tapi algoritma mesin pencari.
Namun, setelah itu ia tidak marah. Ia malah berdialog dengan muridnya:
"Baik, coba kita bandingkan informasi dari Google dengan sumber sejarah lain. Menurutmu, mana yang paling bisa dipercaya?"
Dari situ, kelas menjadi hidup. Siswa mulai berpikir kritis, membandingkan sumber, dan berdiskusi secara mendalam.
Inilah momen ketika Google dan guru tak lagi bersaing, tapi saling melengkapi.