Mohon tunggu...
Eka Sarmila
Eka Sarmila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long Life Learner

Halo! Perkenalkan saya Eka. Menulis adalah cara saya untuk bertukar cerita kepada orang lain pada jangkauan yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesetaraan Gender dan Pendidikan Berkualitas, Permasalahan Lintas Negara yang Jadi PR Bersama!

8 Oktober 2022   09:14 Diperbarui: 8 Oktober 2022   09:18 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Project Fest diharapkan dapat berkontribusi dalam implementasi SDGs 4 dan 5. Dalam rangkaiannya peserta dari lintas negara diberikan kesempatan untuk memaparkan idenya terkait permasalahan dalam bentuk project planning.

Selain itu, peserta dan kawula muda diberikan kesempatan untuk mengikuti international workshop yang bertajuk "YouthAroundSDGs: Bring the Light to Global and Regional Issues".

Bersama 50+ peserta yang hadir, Irena Shaleva selaku pembicara yang dihadirkan memaparkan bahwa berdasarkan data PBB, 260 Juta anak putus sekolah di tahun 2018.

Kondisi yang ironis, di mana pendidikan adalah kunci terbaik dalam menciptakan keseimbangan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan.

Masalah putus sekolah bukan satu-satunya masalah dunia pendidikan. Keragaman ras dan kelompok sosial tertentu dalam sebuah sekolah terkadang juga menjadi masalah pembelajaran. 

Melihat permasalahan yang ada, Irena memaparkan bahwa salah satu solusi yang dapat dilakukan di tengah permasalahan yang ada adalah dengan menerapkan Urban Education. 

Urban Education adalah sebuah metode pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dengan ragam populasi berbeda dengan harapan dapat menyatukan keberagaman.

Foto/Dok. ISAU UNJ
Foto/Dok. ISAU UNJ

Begitupun dengan Suriani Kempe, Co-Founder Kemban Kolektif. Ia memaparkan masalah utama dalam kesetaraan gender adalah tentang kurang tepatnya prespektif terhadap gender itu sendiri. 

Banyak orang menafsirkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Namun, takdipahami bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang berbeda. 

Hal inilah yang nantinya membawa kesalahpahaman tentang hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya, SDGs nomor 5 bukan hanya untuk menegakkan kesetaraan gender. Melainkan untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan kedamaian bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun