Mohon tunggu...
Eka Sanur
Eka Sanur Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga. Pemerhati dunia kesehatan, khusus nya Skoliosis (kelainan Tulang Belakang) dan Tumor Otak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siang Ini, Setahun yang Lalu....

16 Agustus 2010   07:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang ini setahun yang lalu, adalah siang yang tak akan terlupa seumur hidup ku... Pagi harinya aku di beri tahu oleh adik ku, bahwa mama kondisi nya smakin tidak baik. Ku jawab ok, sbentar lagi aku ke sana, karena aku harus menyiap kan dulu keperluan anak sulung ku, yang sedang terbaring sakit. Selesai, ku tinggal anak2 di rumah bertiga... suami ku sedang tugas kantor..... Sesampainya di rumah ibu ku, langsung ku temui ia di kamarnya... Ya Allah, memang ku lihat ibu ku terlihat agak 'payah'.... ia di temani seorang adik, adik lelaki ku sedang mandi dan ayah ku sedang duduk di ruang tamu tuk beristirahat sejenak setelah semalaman tiidak tidur, demi menjaga kondisi ibu ku yang semakin payah.... Ku genggam erat tangan nya, dan ku lafal kan ayat-ayat suci di dekat telinga nya... sambil sesekali ku bisik kan kata2 sabar dan ikhlas ya bun, tetap istighfar mohon pertolongan dari Allah.. ku tuntun ia tuk mengucapkan istighfar....  Aku terus melafal kan ayat2 suci di dekat nya, sambil tak lepas menggenggam tangan ibu ku.... adik ku pun melakukan hal yang sama. Sambil terisak2 ia mengaji... Tak lama kemudian adik lelaki ku pun masuk ke kamar ibu, ia termenung sbentar dan berbisik di telinga ibu, minta maaf atas segala kesalahan nya... berdesir rasanya hati ini, apa ini memang sudah saat nya ibu ku 'pergi'? ah entah lah ingin sekali membantah nya, tapi hati kecil berkata lain.. karena tanda-tanda 'kepergian' memang nampak, sempat terpikir juga tuk mengumpul kan smua kerabat, utamanya adik-adik ibu yang kebetulan banyak yang berdomisili di Jakarta. Tapi aku tak punya keberanian untuk itu, berdosa sekali aku, seperti mendoakan ibu ku cepat pergi saja pikir ku.... lagi pula, aku sangat yakin ibu tidak akan 'pergi' hari ini.... masih ada hari esok pikir ku.... aku sempat membatin, jangan-jangan  di hari lahir anak sulung ku yang ke-13 aku akan kehilangan orang yang ku cintai.... Tiba-tiba adik lelaki ku berkata... kak, ada baik nya bacakan saja surat yang bisa meringan kan beban ibu  kita, mohon petunjuk yang terbaik buat ibu kita..... Ku terdiam sejenak, mempertimbangkan saran adik ku.. sebenarnya da rasa takut, jika aku bacakan surat tersebut, akan mempercepat proses 'kepergian' ibunda tercinta ku.... Tapi sisi lain yang terlihat, aku juga ga sanggup melihat kondisi ibu yang seperti ini terus menerus.... sudah beberapa hari tidak makan dan minum, apa yang ia makan dan minum smuanya keluar lewat alat bantu makan *sonde*, (karena ibu ku sudah tak mampu tuk membuka mulut lagi).... bahkan sudah keluar cairan hitam pekat dari *sonde* nya.... sungguh miris hati ini, melihat kenyataan di depan mata ini... Akhirnya ku berani kan juga membaca surat itu sampai selesai, sambil sesekali memandang wajah ibu ku, yang memang mulai nampak sangat payah tuk bernafas... setelah ayat terakhir selesai, ku bisik kan juga di telinga nya, mohon maaf atas segala kesalahan baik yang sengaja maupun tidak... walau aku pun tak yakin ibu masih bisa mendengar kami atau tidak... wallahualam.. Selesai permohonan maaf ku, adik ku yang domisili di Bandung datang, bergegas ia mendekati ibu, dan melakukan hal yang sama seperti yang sudah aku dan adik lelaki ku lakukan... yaitu mohon di maaf kan sgala kesalahan dan membimbing ibuku tuk mengucapkan kalimah syahadat kemudian aku dan adik ku duduk berhadapan, berembuk tuk segera mengabar kan kondisi ibu yang memburuk pada saudara-saudara kandung nya... Sambil bicara, tak lepas pandangan kami ke wajah ibu, tiba-tiba adik ku teriak, kok ibu diam aja.... kami berdua saling menoleh dan berteriak memanggil adik yang ada di kamar mandi dan ayah yang sedang duduk di ruang tamu.... kami histeris... gak percaya bahwa ibu pergi begitu cepatnyaa.... ayah ku pun nampak agak sedikit kesal karena telat kasih tau....  aku dan adik ku tak tau mau berkata apa lagi.... ayah segera telp dokter untuk meyakin kan bahwa ibu memang sudah kembali keharibaan NYA... aku pun langsung telp adik ibu dan saudara sepupu ku... tapi entah kenapa telp mereka sulit sekali di hubungi, tidak ada nada sama sekali.... aku pun terpikir untuk memberitahu kerabat dan handai taulan lewat status FB ku... karena tak mungkin bagi ku tuk memberitahukan kepada mereka satu persatu.... harapan ku ada yang membaca dan meneruskan pada yang lainnya..... Tak lama kemudian oom ku telp ke hp ku menanyakan ada apa tadi telp, dengan terbata-bata ku katakan bahwa ibu telah pergi tuk selamanya....  Beliau dengan tegar menyabar kan ku, dan menyanggupi tuk memberitahukan pada saudara-saudara lainnya.. Jadilah siang itu, setahun yang lalu...adalah siang yang tak akan ku lupakan seumur hidup ku.... kepergian yang sangat mendadak dari orang yang ku cintai... yang semasa hidup nya mendedikasikan seluruh jiwa raga nya tuk anak-anak dan suami tercintanya, juga membantu siapa pun yang membutuh kan pertolongan nya walaupun jika ia  hanya bisa membantu dengan kedua tangan nya.... Aahhhhh, kenangan manis dan sedih selalu datang kembali, apalagi di saat bulan puasa seperti ini, banyak makanan kesukaan yang bisa kami nikmati bersama.... banyak kegiatan yang bisa kami lakukan bersama, seperti membuat kue lebaran... semua kenangan itu kembali lagi di siang ini... saat aku belajar membuat kue-kue kesenangan kami melalui resep-resep warisan ibu tercinta ku... luruh air mata satu persatu....  sedih tak akan bisa mengulangi semuanya... sedih hanya bisa mendoakan nya di setiap waktu shalat ku... sedih tak akan bisa lagi melihat wajahnya.... Tapi aku bahagia, di siang itu.. setahun yang lalu... ia pergi dengan senyum terbaik nya..... tanpa beban..... Semoga di ringan kan dan di lapang kan jalan mu menuju haribaan yang abadi wahai ibunda ku.... amiiiiiin Ya Robbal Alamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun