Mohon tunggu...
Eka Kurniasari
Eka Kurniasari Mohon Tunggu... Lainnya - eka

PSKM FK ULM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Gizi dengan Tubuh Pekerja dan Lingkungan Kerja

21 Maret 2021   19:12 Diperbarui: 21 Maret 2021   19:24 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nama   : Eka Kurniasari

NIM    : 1810912320010

Peningkatan kualitas sumber saya manusia berbanding lurus dengan peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu upaya yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gizi merupakan substansi organik yang dibutuhkan setiap mahkluk hidup khususnya manusia untuk menjalankan fungsi normal dari sistem tubuh. 

Sumber asupan gizi didapatkan dari konsumsi pangan seseorang. Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Karyadi dan Muhilal dalam Adi, dkk, 2013 menyatakan bahwa kebutuhan pangan hanya diperlukan secukupnya, bila kurang maupun lebih dari kecukupan yang diperlukan, terutama apabila dialami dalam jangka waktu yang lama, akan berdampak buruk bagi kesehatan. 

Perbaikan konsumsi pangan dan peningkatan status gizi sesuai atau seimbang dengan yang diperlukan tubuh merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia, kesehatan, kreativitas, dan produktivitas(Adi dkk, 2013).

Angka metabolisme basal (AMB), atau sering dikenal dengan istilah Basal Metabolisme Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh seseorang untuk menjalankan proses tubuh yang vital yang dinyatakan dalam satuan kilokalori per kilogram berat badan per jam. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi AMB adalah ukuran tubuh, umur, komposisi tubuh, waktu tidur, suhu tubuh, sekresi kelenjar endokrin dan suhu lingkungan.

Indonesia memiliki dasar hukum yang mengatur tentang gizi kerja untuk menjamin bahwa pekerjanya harus mendapatkan perhatian mengenai gizi kerja salah satunya pada UU No.1 th 51 dan UU No.12 th 1948, tentang kondisi fisik tenaga kerja setelah bekerja terus menerus selama 4 jam harus diberi istirahat. Gizi kerja yang baik mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja yang tinggi, secara konkrit dapat dijabarkan beberapa fakta penting peranan status gizi baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kesehatan dan kualitas tenaga kerja(Manurung, 2016).

Kebutuhan gizi bagi seorang pekerja adalah kebutuhan energi atau kebutuhan gizi normalnya ditambah dengan kebutuhan energi atau kalori untuk melaksanakan aktivitas dalam pekerjaannya. Gizi juga merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam peningkatan produktivitas kerja dan menghindari pekerja dari kelelahan. Kurangnya pasokan energi ke dalam tubuh seseorang yang melakukan pekerjaan fisik berat juga dapat menyebabkan beban tubuh dan kelelahan(Sabaruddin and Abdillah, 2020).

Status gizi yang kurang maupun berlebih dapat menjadi penyebab turunnya derajat kesehatan pekerja(Sari and Muniroh, 2017). Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut dengan indeks antropometri. Salah satu indeks antropometri yang sering digunakan dalam menilai status gizi adalah indeks massa tubuh (IMT)(Trisnawati, 2012). 

Selain itu asupan kecukupan gizi yang dibutuhkan setiap pekerja memiliki perbedaan, perbedaan ini dipengaruhi kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang nyata terhadap keadaan gizi pekerja karena bersinggungan langsung ketika melakukan aktivitas kerja. Adapun standar penyediaan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta zat-zat lain yang diperlukan tubuh berdasarkan WNPG VIII (2004) dalam Ariati menyebutkan kebutuhan Karbohidrat (50-60% dari total energi); Protein (10-20% dari total energi); Lemak (20-30% dari total energi)(Ariati, 2013). Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa erat kaitannya antara gizi kerja pada tubuh pekerja dan lingkungan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun