Mengenal Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline)
Gangguan kepribadian ambang pertama kali ditemukan oleh Kernberg pada tahun 1975 sebagai suatu diagnosis pada pasien dengan mekanispe pertahanan primitif. Penyebab dari gangguan ini masih belum pasti sehingga beberapa peneliti mencoba menemukan penyebab pasti dari gangguan kepribadian ambang ini. Seiring berjalannya waktu, peneliti khususnya di bidang neurologi dan psikofarmakologi mencoba melakukan kajian yang lebih dalam dan mengaitkan faktor neurologi ini terhadap pasien dengan gangguan kepribadian ambang, dengan hipotesis bahwa adanya keterlibatan neurologi, fungsi otak, genetik, neurotransmiter, dan neuroendokrin.
Diangnosis gangguan Kepribadian Ambang
Dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV- Text Revised (DSM IV-TR) dan PPDGJ III/ICD 10 gangguan kepribadian ambang ditandai dengan adanya suatu pola yang tidak stabil dan menetap dalam hubungan interpersonal, efek implusif yang terjadi pada usia dewasa awal, dan akan terus berkelajutan.
Kriteria Gangguan Kepribadian Ambang menurut DSM IV-TR
- Adanya usaha yang tidak beraturan dalam menghindari penolakan dalam konteks nyata atau umajiner.
- Terdapat pola hubungan interpersonal yang tidak stabil, yang akan terus menerus terjadi dan ditandai dengan adanya pertukaran antara idealisasi dan devaluasi yang ekstrem
- Terdapat gangguan pada identitas diri, gambaran diri dan perasaan yang tidak stabil yang terjadi terus menerus
- Perilaku implusivitas pada dua area yang memiliki dampak potensial dalam perusakan diri.
- Muncul isyarat bunuh diri atau perilaku melukai diri (self harm)
- Terdapat perasaan kosong yang kronis
- Marah tanpa sebab dan sulit mengendalikan emosi
- Paranoid yang berhubungan dengan kondisi stres akut. Â
Aktifitas Neurologi Yang Terlibat
Regio Otak
Regio otak sendiri berperan dalam mengontrol perilaku manusia, pada penderiita gangguan ambang terdapat pengurangan aktifitas neuro di daerah prefrontal,terutama pada prefrontal korteks sehingga terjadi kekacauan dalam memproses perilaku normal.
Neuroendokrin
Selain mengalami perilaku implusif dan agresif, pasien gangguan kepribadian ambang juga mengalami kondisi ketidak stabilan afektif, kondisi ini disebabkan oleh neuroendokrin yang mengalami penurunan pada sistem serotonergic pusat sehingga muncul yang menyebabkan perilaku agresif.
Sistem Serotonergik