Menulis merupakan rutinitas yang pernah atau bahkan masih dilakukan hingga kini oleh kebanyakan orang. Kemampuan ini telah dibangun bersamaan dengan kemampuan untuk menghitung sejak pertama kali manusia masuk ke dunia pendidikan. Â
Dalam perjalanan dan perkembangannya, rutinitas menulis telah teraplikasi dalam berbagai macam bentuk, seperti menulis tugas atau pekerjaan rumah yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan dan pembukuan, maupun menulis yang berkaitan dengan passion yang dimiliki atau digeluti oleh seseorang, seperti menulis puisi, cerpen, cerita, novel, naskah film, lirik lagu dan masih banyak lagi.
Menulis tidak hanya dapat menjadi media untuk mencurahkan isi hati dan pikiran seseorang, tapi juga mampu menghasilkan pundi-pundi uang jika terus ditekuni. Â Sebuah tulisan tidaklah hanya sekadar coretan atau kumpulan kata-kata yang tidak memiliki makna, akan tetapi tulisan mampu menginspirasi; menambah wawasan; membuat takjub, sedih, tertawa, dan menghayal; bagi para pembacanya.Â
Banyak orang meniti karir dan menggeluti dunia tulis-menulis yang pada akhirnya mampu menjadikan orang terkenal atau bahkan menjadi seorang jutawan. Tidak sedikit dari karya mereka yang akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan laris manis di luar negeri. Bahkan, karya mereka kemudian diangkat ke dalam layar lebar.
Selain itu, menulis juga diyakini mampu menghipnotis atau mempengaruhi orang lain. Dengan adanya pepatah yang mengatakan bahwa "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedangkan manusia mati meninggalkan nama". Â
Nama sendiri mampu diwujudkan melalui karya. Anak cucu kelak akan mampu mengetahui, mengenal dan bangga terhadap nenek moyangnya melalui karya yang ditinggalkan untuk  mereka. Setidaknya melalui karya-karya yang kita tinggalkan tersebut , kita akan selalu dikenang oleh orang lain.
Bagi seorang penulis, kondisi dan situasi tentu sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan kreativitas seorang penulis. Saat menulis, seorang penulis harus dalam kondisi yang sehat, segar bugar, dan pikiran yang jernih. Kondisi tubuh yang sehat dan segar bugar akan mempermudah penulis untuk leluasa bergerak dan melakukan kegiatannya. Â Sedangkan pikiran yang jernih akan mempengaruhi semangat, inspirasi dan kreativitas sang penulis. Belum lagi situasi dan kondisinya pun tentu harus mendukung dan membuat nyaman para penulis untuk berkarya, yang akan mampu membuat penulis dapat melanjutkan ide atau karyanya, serta menciptakan sesuatu yang baru.
Dalam membuat beberapa jurnal ilmiah memang tidaklah mudah, perlu penelian, studi pustaka yang mendukung serta sumber referensi yang memadai, selain itu penguasaan terhadap konten dan konteks yang menjadi objek penelitian atau pembahasan tentu menguras waktu, tenaga dan pikiran.
Saat menulis, saya pun kerap mengalami kondisi yang stuck seperti yang disebutkan di atas, yang membuat kreativitas dan produktivitas menulis menjadi terganggu atau bahkan menjadi menurun drastis.Â
Saat kepala sedang pusing atau pikiran jenuh dan tidak tenang, membuat saya kehabisan ide dan malas untuk menulis karena tidak tahu lagi kelanjutan atau hal apa yang hendak saya tulis. Rasa jenuh juga kadang mempengaruhi semangat menulis saya menjadi menurun. Kondisi itu akan makin parah jika kondisi tubuh sedang tidak enak badan.