Mohon tunggu...
Egalita Belvarina Adliya
Egalita Belvarina Adliya Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa di Universitas Airlangga yang memiliki minat terhadap permasalahan kesehatan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pro dan Kontra Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB) Bagi Kesehatan Masyarakat

12 September 2025   20:38 Diperbarui: 12 September 2025   20:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PRO DAN KONTRA PENGARUH PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) BAGI KESEHATAN MASYARAKAT

EGALITA BELVARINA ADLIYA/191251144

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

        Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Tujuan dan manfaat dari KB adalah memperlambat pertumbuhan populasi, mengatur jarak dan menunda kehamilan, mengurangi angka (Sumarsih & Rohmah, 2023). Keberhasilan program KB ini sangat bergantung pada seberapa aktif masyarakat terlibat dalam mendukung program itu. Oleh karena itu, peran serta masyarakat menjadi sangat penting untuk memastikan program ini berjalan lancar dan berhasil, serta mencapai tujuannya dengan baik. Namun, progam KB ini dirasa belum berjalan secara efektif dikarenakan masih terdapat banyak tanggapan pro dan kontra dari masyarakat. Tanggapan pro dan kontra ini dapat dilihat dari sisi positif maupun negatif dari program KB tersebut.

        Bagi masyarakat yang mendukung adanya progam KB ini, mereka memandang KB sebagai solusi efektif dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Selain itu, KB juga memiliki dampak langsung pada kesejahteraan keluarga. Dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap informasi dan layanan kesehatan reproduksi, program keluarga berencana mendukung ibu dan ayah dalam mengambil keputusan yang bijaksana terkait dengan jarak kelahiran anak, pemilihan metode kontrasepsi, dan perawatan prenatal yang tepat. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi keluarga (Triadi, 2024). Program KB juga merupakan program yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan tingkat pendidikan. Keluarga yang mampu mengatur jumlah anak dengan baik cenderung memiliki lebih banyak sumber daya untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, yang membantu menciptakan suasana menjadi lebih stabil dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

        Meskipun pencapaian program KB di Indonesia ini dirasa telah mencapai kemajuan yang signifikan, akan tetapi masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Beberapa tantangan tersebut yakni faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang kompleks memengaruhi penerimaan dan penerapan program KB di berbagai wilayah. Salah satu kontra yang muncul di masyarakat mengenai program KB ini adalah efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi, khususnya yang berbasis hormonal.

        Di tengah upaya menuju keluarga berencana yang lebih efektif, Indonesia masih menghadapi beberapa permasalahan utama terkait putus pakai kontrasepsi. Menurut (Triadi, 2024), berbagai masalah yang dimaksud diantaranya disebabkan oleh faktor budaya dan sosial. Banyak komunitas masih menjaga norma-norma budaya yang bisa menghalangi penggunaan kontrasepsi. Stigma sosial serta kurangnya pengetahuan tentang keuntungan kontrasepsi dapat menjadi penghalang utama. Di samping itu, ketidakpahaman tentang berbagai metode kontrasepsi dan efek sampingnya bisa menimbulkan putus pakai yang tidak diinginkan atau kegagalan penggunaan. Oleh karena itu, dibutuhkan kebutuhan untuk meningkatkan edukasi, dan dukungan masyarakat agar program ini lebih efektif dan berkelanjutan.

        Secara keseluruhan, program Keluarga Berencana ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk, kesehatan keluarga, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat. Meskipun program ini membawa banyak manfaat, masih terdapat tantangan berupa faktor sosial, budaya, ekonomi, dan stigma terhadap kontrasepsi yang menjadi hambatan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, keberhasilan program KB tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga sangat bergantung pada kesadaran, edukasi, serta partisipasi aktif masyarakat. Dengan dukungan yang optimal dari semua pihak, program KB diharapkan dapat berjalan lebih efektif, berkelanjutan, dan memberikan dampak positif bagi pembangunan bangsa.

KATA KUNCI: Berencana, Edukasi, Keluarga, Kontrasepsi, Partisipasi

-----------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun