Menurut Jasmijn, Ariana terlalu sering mengeluh dan sedikit-sedikit membenci orang disekelilingnya tetapi ia tetap bersikap manis pada orang tersebut. Itu aneh.Â
Menurut Orchidee, dia takut bercanda berlebihan dengan Ariana. Ariana mudah sekali tersinggung dan menjadi pemarah.
Menurut Chrysant, ia tidak ada salah apapun. Tetapi Ariana sering mengirim pesan melalui surat ke rumah jadi aku terganggu dan bahkan tak ku balas surat itu.
Menurut Lily, Ariana labil sekali, ia bilang mau ikut berjualan bersamanya tetapi Ariana tiba-tiba tak mengatakan apa-apa.
Entah mana yang benar, tetapi kini Ariana benar-benar sendiri dan tidak peduli dengan keadaan sekitar sejak keempat sahabatnya menjauh. Tetapi ia sadar, mereka sekarang tidak suka padanya.Â
Sejak saat itu yang ada di matanya hanyalah kesenduan. Sampai akhirnya..
31 Oktober 1942, ia dikirim ayahnya ke Hindia-Belanda untuk membantu ayahnya serta sekolah disana.
Ariana sedih, ia tidak memberi tau kepada siapapun kemana ia akan pergi.Â
Sesampainya di Hindia-Belanda, Ariana menuju rumah dinas ayahnya di daerah yang sangat sejuk dan dikelilingi pegunungan.
Disana ia belajar arti berteman yang sesungguhnya, disana ia berteman dengan pribumi. Ia sangat menghargai perbedaan itu. Meskipun tidak semua orang Belanda mau berteman dengan orang Pribumi tetapi Ariana mau berteman dengan mereka.
Hingga ia belajar apa arti pertemanan yang sesungguhnya dari teman pribuminya, Wati. Setiap Ariana salah, keliru atau benar, wati selalu memberi tahu Ariana.