Mohon tunggu...
Ega Edva
Ega Edva Mohon Tunggu... Guru - Blog Pribadi

Dengan belajar kau bisa mengajar, dengan mengajar kau bisa faham Special Education🌟

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persetan dengan Kesejahteraan Guru Pasti Masuk Surga?

11 Januari 2022   14:06 Diperbarui: 11 Januari 2022   14:15 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

            Selalu hangat dan benar-benar tidak ada hentinya apabila membahas tentang dunia pendidikan. Ramai pembahasan warga Quora tentang rendahnya gaji guru yang masih jauh dibawah standar. Muncul juga banyak curhatan yang menceritakan gajinya setiap bulan hanya 150 ribu-500 ribu. Banyak opini pribadi yang ada di masyarakat hingga saat ini yang beranggapan bahwa janganlah memikirkan soal urusan dunia, namun fokuslah pada akhirat, menjadi guru haruslah ikhlas agar nanti selamat di akhirat dan dijanjikan pahala serta surga. Aamiin, semoga kita semua bisa mendapatkan surga dari Allah SWT.

             Bebas, setiap orang memiliki pemikiran dan anggapan masing-masing, siapakah yang tidak percaya dengan kebesaran Tuhan, FINE, memang benar, namun setiap orang juga bisa berfikir realistis. Bayangkan katakanlah gaji guru paling tinggi 500 ribu. Pada zaman seperti ini mari realistis untuk bensin, uang makan, sekolah anak, bangun rumah apakah cukup? Lalu bagaimana jika ingin membuat asuransi kesehatan apabila terdapat hal-hal yang tidak diinginkan?. Hal penting yang menjadi sorotan adalah bukan masalah ikhlas dan tidak ikhlasnya, karena kita tidak pernah bisa mengukur keikhlasan hati seseorang dan hanya tuhan yang tahu. Seorang guru yang berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik bukan berarti guru tersebut tidak ikhlas dalam mengajar. Begitupun ketika seorang guru diam saja tanpa mengeluhkan gaji juga belum tentu hatinya ikhlas. Tanda tanya besar yang dari dulu hingga kini harus ditemukan jawabannya adalah mengapa guru selalu identik dengan gaji rendah dan terlihat tidak pantas jika membahas tentang gaji? Satu-satunya titik terang yang dapat dilakukan adalah setiap waktu, setiap tahun harap-harap cemas untuk dapat diterima menjadi guru PNS.

            Harapan, mimpi, dan cita-cita tersebut pun kini telah sirna. Tahun 2021 hingga saat ini pemerintah tidak lagi membuka formasi CPNS untuk guru dan menggantinya dengan PPPK. Alih-alih untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan pemerataan penghasilan, namun ternyata sama saja. Permasalahan datang lagi dan lagi. Sebelumnya terimakasih sedalamnya bagi pemerintah yang sudah beri'tikad baik untuk mengadakan PPPK bagi guru. Namun Pak, Bu, apakah Bapak dan Ibu ingat tentang surat terbuka yang ditujukan kepada Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim soal guru honorer lansia yang gagal ikut seleksi PPPK Guru viral di media sosial (medsos). Dalam surat tersebut secara tegas menjelaskan tentang guru honorer yang sudah tua dengan sepatu lusuh yang tidak lolos passing grade PPPK karena kesulitan mengoperasikan teknologi, padahal pengabdian beliau di dunia pendidikan sudah puluhan tahun.

            PPPK juga tidak berlaku bagi pada lulusan baru atau freshgraduate, hal ini dikarenakan PPPK hanya untuk guru yang sudah memiliki NUPTK dan telah melakukan sertifikasi.  Bagi guru honorer yang sudah memiliki NUPTK dan mengabdi puluhan tahun pun tidak terjamin lolos jika tidak memiliki sertifikat PPG. Bahkan guru honorer yang telah lama mengabdi, memiliki NUPTK, dan sudah sertifikasi juga tidak menjamin lolos jika passing gradenya masih di bawah rata-rata. Katakanlah  jika memang sertifikasi akan menambah nilai untuk menjadi ASN, biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi tidaklah gratis dan  cukup besar dengan nominal 7-9 juta per semester. Mungkin, suatu saat nanti dibuka kembali sertifikasi bersubsidi bagi para guru honorer, tentu kita semua akan sangat senang.

            Besar harapan kami sebagai guru bangsa, sebagai pendidik para anak-anak hebat, semoga kehidupan kami bisa lebih sejahtera. Selain berdoa kepada Allah untuk diberi kemudahan rezeki dari pintu mana saja, kita ingin setiap elemen bangsa untuk peka terhadap kehidupan kami. Membahas perkara gaji bukan berarti kami lupa diri dan tidak ikhlas hati untuk mendidik anak-anak di penjuru negeri. Namun kami ingin diperlakukan sama dan adil dengan pekerjaan lainnya. Dulu saya setuju-setuju saja dengan pemikiran imbalan surga jika kita ikhlas mengajar walau dengan gaji sedikit atau tanpa gaji. Namun saat mengalami sendiri, harapan saya sama dengan guru lainnya. Semoga dapat berkehidupan lebih baik. Sehat selalu Bapak Ibu Guru, Pahlawan tanpa tanda jasa, aku tanpamu bagai butiran debu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun