Mohon tunggu...
Efriant Adam Surya
Efriant Adam Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - @admsry16

Asal Trenggalek

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Permasalahan "Depot Tirta Rahayu" di Trenggalek Saat Pandemi Covid-19

9 September 2021   22:33 Diperbarui: 9 September 2021   22:33 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Efriant Adam Surya (210501110216, Manajemen)

Narasumber : Bpk. Anas (Pemilik Depot Tirto Rahayu)

Pada setahun terakhir ini, dunia mengalami perubahan system yang sangat signifikan. Lebih tepatnya yaitu perubahan/mengurangi aktivitas diluar rumah agar terhindar dari Covid-19 ini. Total yang terjangit virus ini lebih dari 175 juta jiwa  untuk global, dan untuk Indonesia sendiri lebih dari 1,5 juta  jiwa.

Di era pandemi seperti ini  selain beradampak pada kesehatan manusia, juga berdampak pada dunia yang  mengalami pelemahan dari beberapa sektor industri, termasuk bisnis Kuliner ataupun Warung Makan yang mengalami penurunan jumlah konsumen yang dikarenakan adanya jam malam yang biasanya warung-warung buka malam menjadi sepi pembeli

Indonesia saat ini tengah mengalami  berbagai permasalahan ekonomi. Banyak pebisnis maupun UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) ini mengalami kerugian bahkan ada juga mengalami kebangkrutan . Hal ini karena banyak konsumen yang mengurangi pengeluaran. Media dalam negeri sering membicarakan bawasanya masyarakat Indonesia telah memberlakukan Prokes 5M dan melaksanakan program vaksinasi secara gratis untuk masyarakat.


Prokes 5M dan pelaksanaan Vaksinasi bisa berjalan dengan lancar juga perlu adanya kesadaran masyarakat serta pihak-pihak lain agar Pandemi ini bisa segera usai dan dengan adanya kesadaran masyarakat bisa mendorong ekonomi kita seperti semula lagi sebelum kondisi pandemi tersebut, bahkan bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Pada saat ini para pebisnis harus pandai memutar otak untuk mengembangkan bisnis nya di era pandemi seperti saat ini. Seperti pebisnis harus bisa membuat strategi pemasaran yang cocok disaat pandemi seperti ini serta memikirkan bagaimana juga prospek kedepan saat pandemi ini usai.

Mengenai hal diatas, ada permasalahan dari pedagang yang merupakan bagian dari UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada di sebelah barat Kabupaten Trenggalek dekat dengan perbatasan Ponorogo Jawa Timur. Lebih tepatnya yaitu depan Pasar Pahing Desa Dermosari, Kecamatan Tugu, Terdapat sebuah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang menjual berbagai macam makanan mulai dari nasi pecel, nasi sayur, rujak serta minuman seperti es teh, es  jeruk, pop ice, serta aneka ragam kopi hitam maupun kopi sachet.

Dari hasil diskusi sederhana dan wawancara dengan Pak Anas beserta Istri selaku pemilik "Depot Tirto Rahayu" sebagai narasumber saya, dan saya mendapatkan beberapa informasi terkait pengaruh pandemi saat ini pada kelagsungan bisnis tersebut, mulai dari penjualan, berkurangnya pelanggan yang mengakibatkan menurunnya  pemasukan, dan lain sebagainya. Beliau juga mengatakan  bahwa kebjiakan Lockdown, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), serta dengan adanya kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sangat mempengaruhi bisnis / warung dikarenakan warung kami buka sekitar pukul 18.00 WIB -- 02.00 WIB.

Dengan adanya kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diwajibkan untuk tutup pada pukul 21.00 WIB berdampak penurunan pemasukan hingga modal untuk hari hari selanjutnya, dikarenakan jarang ada yang keluar malam untuk mencari makan atau hanya sekedar berkumpul untuk minum kopi. Akhirnya Pak Anas beserta Istri harus mengalami hal tersebut, dikarenakan kebijakan tersebut sangat memberatkan pedagang kecil yang buka pada waktu malam hari.

Dengan adanya kebijakan PPKM tersebut Pak Anas beserta Istri memikirkan strategi agar tetap mendapatkan penghasilan yaitu dengan  membuka warung pada siang hari. Walaupun pada saat siang hari beliau tahu bawasanya hal tersebut tidak sepenuhnya meningkatkan pendapatan sama seperti sebelum adanya kebijakan PPKM ini. Dikarenakan menu yang paling banyak terjual yaitu kopi, pada malam hari banyak konsumen-konsumen berkumpul hanya sekedar untuk minum kopi, bebincang-bincang maupun memakai layanan wifi yang disediakan warung ini. Dengan hal seperti ini sangat banyak pengeluaran daripada pemasukan karena harus tetap membayar wifi perbulan untuk warung , 2 anaknya yang masih sekolah, peralatan anaknya yang masih bayi, serta kebutuhan makan sehari hari yang terus meningkat harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun