Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selamat Ulang Tahun Kaka, Sepak Bola Butuh Banyak Pemain Rendah Hati Sepertimu

23 April 2021   08:34 Diperbarui: 23 April 2021   08:35 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi, Kaka, dan Cristiano Ronaldo sebelum pengumuman pemain terbaik dunia FIFA 2007 (Foto: Twitter/KAKA)

Ketika AC Milan mengalami masa kejayaan pada era 2000-an, klub ini memiliki satu nama paling dicari: Kaka. Ia punya keterampilan sebagai playmaker yang membantu kemenangan Milan dalam tiap pertandingan.

Dalam periode tersebut, Kaka bersanding dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sebagai bintang yang diperhitungkan di lapangan hijau.

Di samping itu, Kaka selalu memperlihatkan sisi religiusitas baik di dalam atau luar lapangan. Ia merayakan gol dengan mengangkat kedua telunjuk tangan, menengadahkan kepala ke langit atau berlutut untuk memberi tahu semua orang bahwa Tuhan ambil bagian dalam gol tersebut.

Ketika Brasil menjuarai Piala Dunia 2002, ia mengganti seragam tim dengan kaos bertuliskan I belong to Jesus (saya milik Jesus). Hal yang sama ia lakukan ketika ketika AC Milan menjuarai Serie-A pada 2004 dan Liga Champions musim 2006/07. Buku favoritnya adalah Alkitab.

Kepiawaian Kaka diganjar dengan harga pantas. Ia mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik dunia FIFA pada 2007.

"Ketika dia meraih penghargaan pemain terbaik dunia FIFA, dia tak merayakannya dengan sampanye, pergi ke klub atau memajang di dekat tungku perapian. Ia justru pulang ke Sao Paolo. di mana dia menempatkannya dalam eksibisi spesial di pusat gerakan evengelis," tulis laporan The Guardian.

Kepribadian religius ini diperoleh ketika ia mengalami insiden saat berusia 18 tahun. Kaka kala itu berseluncur ke kolam renang, namun kepalanya membentur dasar kolam. Kaka mengalami cedera serius. Tulang punggungnya patah dan menimbulkan kekhawatiran bahwa ia lumpuh.

Mukjizat terjadi beberapa pekan kemudian. Kaka pulih dari penyakit tersebut dan kembali bermain bola. 

"Dia meyakini pemulihan tersebut tak ada kaitannya dengan keberuntungan dan segalanya terjadi berkat Tuhan," lanjut The Guardian.

Enam tahun membela AC Milan, tepatnya pada 2009, Kaka menjadi incaran besar Real Madrid. Namun, Los Blancos bukan satu-satunya yang tertarik membawa pemain kelahiran Brasil ini. 

Manchester City yang baru saja dibeli Sheikh Mansour dari Abu Dhabi menaruh penawaran fantastis mencapai harga 100 juta Euro yang dapat menjadi rekor transfer terbesar saat itu.

Sebagaimana diketahui, Kaka akhirnya berlabuh ke Real Madrid. Penampilannya adalah sesuatu yang sangat dinantikan, berada satu lapangan dengan Cristiano Ronaldo.

Namun, segalanya tak berjalan mulus. Perubahan terhadap masa depan Kaka terjadi tatkala Jose Mourinho mengambil alih kursi kepelatihan Madrid. Sang special one jarang menurunkan Kaka dalam pertandingan.

Hal itu diakui Kaka dalam wawancaranya bersama Marca yang diterbitkan pada 2018. Sebenarnya, Jose Mourinho hanya satu alasan. Kaka mengakui cedera yang dialaminya pada tahun pertama di Madrid turut mempengaruhi karirnya di Madrid.

"Saya menghabiskan tiga tahun untuk mencoba meyakinkan Mourinho bahwa saya harus memiliki lebih banyak peluang. [...] Di tahun pertama saya punya masalah di pinggul kemudian pada bagian adductor dan harus dioperasi," kata Kaka.

Ekspetasi bahwa Kaka dapat bersinar dengan terang di Real Madrid kandas. Empat tahun di Madrid, Kaka memutuskan kembali ke AC Milan sebelum akhirnya menghabiskan karir di Amerika bersama klub Orlando City.

Kaka gantung sepatu pada 2017 pada usia 35 tahun. Keputusan yang sangat disayangkan mengingat Kaka masih punya beberapa tahun lagi untuk menunjukkan aksinya. 

AC Milan kala itu menawarkan Kaka untuk pulang ke Milan. Namun demikian, Kaka sudah menyatakan mantap untuk mengakhiri karirnya.

"Bapa, ini sudah lebih banyak dari yang saya bayangkan. Terima kasih! Saya sekarang siap untuk perjalanan selanjutnya. Dalam nama Jesus. Amin," tulis Kaka lewat akun Twitter mengonfirmasi pensiunnya.

Kemarin, 22 April 2021, usia Kaka genap 39 tahun. Perayaan ulang tahun Kaka bertepatan dengan kemelut sepak bola Eropa yang dihebohkan dengan keinginan sejumlah klub elit, termasuk Real Madrid dan AC Milan yang pernah dibelanya untuk berkompetisi di Super League.

Masing-masing pihak menyuarakan gagasan tentang masa depan sepak bola yang lebih baik. Hanya saja, hampir dipastikan, tak ada jawaban yang benar-benar mengena baik dari kubu pro dan kontra Super League karena saat ini tak ada sosok panutan yang layak untuk didengarkan.

Penggemar sepak bola seperti kehilangan sosok sopan dan rendah hati. 

Andai Kaka saat ini masih bermain sepak bola, ia barangkali adalah orang yang sangat dipercaya ketika membicarakan tentang moral dalam sepak bola saat ini, tanpa mengecualikan pemain Manchester United Marcus Rashford yang sering mengampayekan aksi sosial kepada keluarga menengah ke bawah di Inggris.

Tak seperti kebanyakan bintang Brasil yang lahir dari jalanan, Kaka yang berasal dari keluarga menengah telah menyadari apa yang diterimanya sudah lebih dari yang dapat ia bayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun