Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Arah Cuitan SBY Saat Orang-orang "Perang Kata" soal Buzzer

14 Februari 2021   09:13 Diperbarui: 14 Februari 2021   09:18 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Tribunnews/Irwan Rismawan) 

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi isu terhangat yang diperbincangkan masyarakat, yaitu penyampaian kritik. Melalui akun Twitter, 13 Februari 2021, SBY menuliskan dua cuitan tentang kritik.

Berikut kutipan cuitannya: 

1. Obat itu rasanya "pahit". Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat & dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat.

Gula itu rasanya manis, tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa mendatangkan penyakit. *SBY*

2. Kritik itu laksana obat & yang dikritik bisa "sakit". Namun, kalau kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan.

Sementara, pujian & sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan & hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan. *SBY*

Kemunculan cuitan SBY menyiratkan pesan politik meski muatan informasinya terkesan normatif. Namun, kepada siapa cuitan tersebut ditujukan, ini masih abu-abu.

Pembahasan kritik ini mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan "Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, atau potensi maladministrasi..."

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, 8 Februari 2021, mengutip Kompas.com.

Pemerintah menegaskan lagi pentingnya kritik terhadap pemerintah.Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat Hari Pers Nasional, 9 Februari 2021, mengatakan pemerintah memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun