Selain itu pelaksanaan rehab rekon pasca gempa dan tsunami bukan saja berhasil membangun Jembatan Palu 4 dengan konstruksi yang megah dan tahan gempa.
Namun juga terbangunnya ruas jalan layang Cumi-cumi dan Rajamoili yang menjadi destinasi wisata, sekaligus konektivitas transportasi di Kawasan Teluk Palu.
Kehadiran jembatan dan jalan layang yang terhubung sebagai aksesibilitas, telah merubah wajah Teluk Palu sebagai kawasan yang lebih ikonik dan hidup. Dibanding tujuh tahun lalu yang terlihat suram, karena hancur terdampak gempa dan tsunami.
Lihat saja, ruas jalan Cumi-cumi kini menjadi sarana aktivitas warga Palu. Baik olahraga maupun untuk rekreasi wisata. Kondisi jalan aspal mulus dan konstruksi yang lebih tinggi, membuat warga betah berolahraga, sembari menikmati landscape alam Teluk Palu yang eksotis.
Jika nantinya sudah diresmikan dan dilintasi oleh kendaraan bermotor, warga tidak akan bebas lagi beraktivitas di badan jalan. Karena itu mumpung belum diresmikan penggunaannya, dimanfaatkan sementara untuk aktivitas publik.
Walau sudah selesai dibangun, namun keberadaan Jembatan Palu 4 belum bisa dilintasi kendaraan, karena belum diresmikan penggunaannya.
Namun demikian, keberadaan jembatan dengan bentang sepanjang 250 meter, lebar 12 meter dan tinggi 14 meter, telah menjadi daya tarik wisata di Teluk Palu.
Rehab rekon jembatan Palu 4 Dana hibah berasal dari Japan International Cooperation Agency (JICA) . Dimana total anggaran untuk proyek rehab rekon tersebut mencapai  2,026 miliar JPY atau sekitar Rp 214 miliar.