Sejatinya landscape alam Dataran Lindu terdiri dari beberapa elemen yang eksotis Yakni gunung, perairan danau, dataran hutan dan sawah. Kombinasi elemen -elemen tersebut, membuat Dataran Lindu potensial sebagai destinasi ekowisata.Â
Jika berkunjung ke Dataran Lindu, begitu memasuki desa pertama yakni Puroo, akan diperhadapkan dengan hamparan sawah subur milik warga.
Begitu juga saat menyusuri perjalanan menuju Desa Langko dan Tomado akan mendapatkan pemandangan hamparan sawah di tepian Danau Lindu.
Hamparan sawah yang menghijau tersebut menjadi salah satu daya tarik landscape Dataran Lindu. Bagi wisatawan penikmat ekowisata berbasis panorama alam, akan merasa betah mendapatkan spot menarik tersebut.
Tak jarang saat mengeksplor Dataran Lindu, akan mendapatkan antara gunung, danau dan dataran hijau menyatu bak lukisan di atas kanvas. Sebuah realitas landscape alam yang rugi jika tidak didokumentasikan.
Salah satu tantangan untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di Dataran Lindu adalah, menjaga keberadaan luas baku sawah (LBS) di wilayah tersebut.
Keberadaan LBS di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami degradasi, akibat terjadinya alih fungsi lahan. Di mana berdampak pada berkurangnya lahan sawah yang dikelola petani.
Salah satunya fenomena gentrifikasi atau beralihnya pelaku usaha untuk berinvestasi ke desa dengan memanfaatkan potensi lahan sawah milik masyarakat. Guna kepentingan usaha (komersil) atau investasi.
Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Sulteng tahun 2024, untuk total LBS di Sulteng sebesar 126.985 hektar.