Dimana jembatan ini akan menjadi akses konektivitas transportasi antar kawasan Palu dan sekitarnya. Juga mempercepat mobilisasi logistik dan ekonomi. Serta menjadi ikon wisata di Kawasan Teluk Palu.
Hidupkan Geliat Peradaban Transportasi
Saat berada di jembatan yang menghadap ke Teluk Palu teringat kembali memori lama. Saat Jembatan Palu 4 ambruk akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2018.
Tiga hari pasca gempa, saya menyaksikan dan mendokumentasikan kondisi jembatan yang ambruk ke Sungai Palu. Tidak terbayangkan Jembatan Palu 4 yang ikonik dan kokoh, bisa ambruk dalam sekejap akibat gempa.
Dari tahun 2018 hingga saat ini akses ruas jalan Rajamoili dan Cumi-cumi terputus sama sekali. Padahal sebelumnya ruas jalan ini sangat padat dilalui kendaraan. Mengingat keberadaan Jembatan Palu 4 yang ikonik dengan view yang indah.
Selama tujuh tahun Kawasan Teluk Palu terputus, tentu sangat berdampak pada akses konektivitas dan mobilisasi transportasi lintas kawasan. Arus transportasi harus dialihkan ke ruas jalan lain, mengingat tidak ada akses melewati kawasan tersebut.
Pelaksanaan rehab rekon infrastruktur jalan dan jembatan di Teluk Palu, dilakukan untuk membuka kembali akses yang terputus sejak tahun 2018. Sekaligus menghidupkan kembali geliat ekonomi di kawasan tersebut.
Sudah dua kali regulasi berganti guna melegitimasi pelaksanaan rehab rekon pembangunan sarana infrastruktur tersebut. Yakni Instruksi Presiden (Inpres) no 10 tahun 2018 dan Inpres No 8 tahun 2022 pada saat Pemerintahan Presiden Jokowi.
Pada akhirnya penantian selama tujuh tahun terjawab dengan selesainya pembangunan Jembatan Palu 4. Di mana dirancang dengan konstruksi tahan terhadap gempa bumi dan lebih tinggi dari sebelumnya.