Selama tiga hari dari tanggal 9-11 April 2021, saya mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna Indonesia). Dimana dalam kegiatan tersebut, sekaligus menyerap inspirasi dari keindahan pemandangan alam yang berlokasi di Hotel Ariandri puncak Cisarua Bogor Jawa Barat.
Rasanya sangat tepat panitia pelaksana memilih tempat KLB di puncak yang berhawa sejuk dan indah tersebut. Selain bisa mengikuti agenda persidangan sesuai rundown acara, sekaligus juga mengisi waktu dengan menikmati pemandangan alam sembari berselfie ria.
KLB sendiri digelar dengan agenda melakukan pembahasan dan pengesahan revisi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (AT) Pewarna Indonesia. Namun demikian dalam KLB juga diisi dengan study meeting terkait Otsus Papua dan membahas program Pengurus Pusat (PP) Pewarna Indonesia untuk satu tahun kedepan.
Dimana sebelum pengesahan, revisi AD dan ART tersebut sudah lebih dulu digodok oleh tim kerja yang beranggotakan tujuh orang. Dimana saya sendiri selaku unsur pengurus daerah masuk dalam tim kerja tersebut. Dalam menggodok revisi AD/ART dilakukan secara online, terkadang Ketua Umum Pewarna Indonesia Yusuf Mujiono  dan Sekjen Ronald Onibala ikut serta dalam pembahasan.
Menariknya setiap kali pembahasan selalu berjalan alot. Mengingat pasal pasal krusial yang akan direvisi, mendapat perdebatan dari sesama  tim kerja. Namun demikian tim kerja bisa menyelesaikan tugasnya dan dipertanggungjawabkan dalam KLB.
Mengingat KLB dilakukan secara offline dan online serta bentuk pertanggungjawaban sebagai tim kerja, maka mengharuskan saya untuk hadir langsung di KLB. Apalagi saya turut didaulat menjadi salah satu Pemimpin Sidang KLB, sehingga harus fokus hingga persidangan berakhir.
Kehadiran saya sendiri di KLB Â tidak dengan tangan kosong. Saya membawa serta palu sidang berbahan kayu hitam (eboni) langsung dari Palu Sulawesi Tengah untuk diserahkan dalam forum KLB.