Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Mogok di Sungai Lembantongoa Demi Jaring Aspirasi

30 Oktober 2020   15:40 Diperbarui: 30 Oktober 2020   15:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama warga mendorong mobil keluar dari sungai. Doc Pri

Seumur umur melakukan perkunjungan ke berbagai desa di Sulawesi Tengah, mungkin baru kali ini mendapat kejadian mobil mogok saat menyeberang sungai. Perasaan was was muncul jika sewaktu waktu mobil terhanyut oleh  air sungai.


Hal ini terjadi di Desa Lembantongoa Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, saat melakukan tugas jaring aspirasi masyarakat bersama Senator dapil Sulteng Lukky Semen Kamis kemarin. Saat hendak pulang usai kegiatan jaring aspirasi, salah seorang tokoh agama mengingatkan sebaiknya jangan lagi melintas di atas jembatan kayu karena kondisinya rusak dan sangat rawan untuk dilewati.

"Kalau bisa pak Senator pulangnya lewat jalur Sungai saja, karena sudah ada himbauan dari Pemerintah Desa agar kendaraan roda empat jangan lewat di atas jembatan, karena kondisinya rawan," ujar tokoh agama tersebut.

Jadilah kendaraan Pajero Sport yang kami tumpangi melintas di Sungai, tidak seperti saat datang melewati jembatan kayu tersebut. Saat melintas  itulah mobil mogok ditengah sungai yang berpasir dan debit airnya deras. Saya dan driver berinisiatif turun untuk berniat mendorong mobil.

Namun air sungai langsung masuk ke dalam mobil saat pintu dibuka. Apa boleh buat kami  tetap harus masuk ke sungai yang dalamnya  sampai sepinggang untuk mendorong mobil.  Celana yang basah akibat air sungai sudah diabaikan, untungnya dompet dan barang lain sudah terlebih dahulu diamankan didalam mobil.

Dibantu Warga Mendorong Mobil

Melihat kami hanya berdua, tidak dapat mendorong mobil keluar dari sungai, Sejumlah  warga yang lagi melintas  di tempat kejadian kemudian datang membantu. Mereka rela berbasah basahan untuk membantu agar mobil yang kami tumpangi bisa selamat.

Kondisi jembatan dilihat dari sungai. Doc Pri
Kondisi jembatan dilihat dari sungai. Doc Pri

Ada sekitar 30 menit waktu dibutuhkan untuk mendorong mobil keluar dari sungai. Berbagai cara dilakukan, mulai dari mengangkat, menggeser lalu mendorong agar mobil bisa selamat. Syukurlah ada warga yang datang membantu, kalau tidak bisa tertahan cukup lama mobil di sungai. Plong rasanya saat kendaraan berada di tepian sungai.

Menurut pengakuan warga yang membantu, sudah sering kendaraan yang lewat di sungai terpaksa mogok, karena memang agak dalam untuk dilintasi. Belum lagi sungainya berpasir dan debit airnya cukup deras.

Ditambahkan warga, bagi sopir yang mengemudi kendaraan harus terampil dan tahu lintasan yang akan dilewati. Kalau tidak kendaraan bakal mogok ditengah sungai. "Memang biasa ada kendaraan yang mogok kalau dapat yang dalamnya," tutur warga.  

Tidak bisa dibayangkan kalau kendaraan yang mogok di sungai saat hujan deras dan tiba tiba datang air bah, kemungkinan tidak akan bisa tertolong . Juga bisa dibayangkan jika tidak ada warga yang datang membantu, bisa kelamaan mobil di sungai.

Aspirasikan Perbaikan Jembatan

Jembatan kayu yang berada di sungai Lembantongo merupakan akses penyeberangan menuju ke desa Lembantongoa. Jembatan kayu sepanjang kurang lebih 12  meter tersebut hanya ditopang oleh batang kayu yang dipasang melintang dioprit jembatan, tanpa ada penopang ditengah tengahnya.

Kondisi jembatan yang rawan dilalui. Doc Pri
Kondisi jembatan yang rawan dilalui. Doc Pri

Keberadaan jembatan kayu memang sudah sangat rawan karena dalam kondisi rusak. Bahkan salah satu batang kayu terlihat ada yang patah. Itulah sebabnya Pemerintah Desa sudah mengeluarkan himbauan agar kendaraan roda empat jangan melintas diatas jembatan, terkecuali kendaraan roda dua.

Keberadaan jembatan yang rusak tersebut sebenarnya sudah diaspirasikan oleh masyarakat setempat ke Pemerintah Kabupaten Sigi  untuk diperbaiki dengan jembatan yang permanen. Oleh Pemerintah Kabupaten Sigi sudah dijanjikan untuk disiapkan jembatan pengganti. Namun  karena belum terealisasi, maka hingga kini jembatan yang rawan tersebut masih tetap dilintasi.

Kondisi jalan desa tidak beraspal. Doc Pri
Kondisi jalan desa tidak beraspal. Doc Pri

"Kami berharap jembatan yang menjadi akses penyeberangan masuk ke desa segera ditangani oleh Pemerintah. Kondisinya sudah sangat rawan untuk dilewati kendaraan. Juga membahayakan bagi warga yang melintas. Semoga aspirasi kami warga Lembantongoa bisa diperhatikan," ujar salah satu tokoh masyarakat dihadapan Senator Lukky Semen saat jaring aspirasi.

Bukan hanya jembatan, infrastruktur lain yang juga disuarakan oleh warga yakni masalah jalan. Dimana sudah puluhan tahun jalan yang menuju ke desa serta jalan yang ada di dalam desa tidak ada yang diaspal. 

"Jalan di Desa Lembantongoa tidak ada yang diaspal, palingan hanya dirabat. Kami sudah lama berharap jalan desa diaspal," ujar warga lainnya.

Kondisi jalan antara Desa Tongoa dan Desa Lembantongoa harus melewati medan berat dan mendaki. Pengendara harus waspada melewati jalur terjal dengan jurang disamping dan gunung yang rawan longsor.

Warga menyampaikan aspirasi kepada Senator Lukky Semen. Doc Pri
Warga menyampaikan aspirasi kepada Senator Lukky Semen. Doc Pri

Kondisi inilah yang membuat alat berat seperti excavator tidak bisa masuk ke desa untuk melakukan normalisasi sungai saat banjir meluap dan merusak lahan kebun dan pertanian warga. "Normalisasi sungai tidak bisa dilakukan karena alat berat tidak bisa masuk ke Desa," tutur warga.

Menyikapi aspirasi warga selaku anggota Komite II DPD RI yang membidangi infrastruktur Lukky Semen mengakomodir aspirasi warga tersebut guna inventarisasi materi untuk dikomunikasikan dengan pihak Pemerintah Daerah dan juga Kementerian PUPR untuk penanganannya.

Di mana jika memungkinkan  lewat Institusi Balai Kementerian PUPR yang ada di Daerah dapat memberikan dukungan jika Pemerintah Daerah mengalami keterbatasan anggaran.

Semoga ke depan jembatan rusak yang melintasi sungai Lembantongoa dapat diganti dengan jembatan permanen, sehingga kendaraan tidak lagi melintasi sungai yang  berdebit air deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun