Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Om Koro, Virus Corona, dan Perlindungan Warga

29 Januari 2020   14:23 Diperbarui: 29 Januari 2020   14:49 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc Biro Pers, Media, dan Informasi Sekt Presiden

"Kita juga sudah siap mengecek dengan scanner  setiap kedatangan dari luar, siapapun, yang kita perkirakan kemungkinan besar terjangkit virus corona."  Presiden Jokowi, 24 Januari 2020.

Langkah pemerintah pusat untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Indonesia serius dilakukan. Presiden Jokowi telah mengintruksikan langsung Menteri Kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus korona, sekaligus meningkatkan kesiagaan.

Sebagai Pemimpin Negara langkah Presiden tersebut harus diapresiasi. Mengingat kasus penyebaran virus corona yang telah dikonfirmasi terjadi di sejumlah negara Asia Tenggara diantaranya Malaysia dan Singapura. Pun dalam Pembukaan UUD 1945 telah mengamanatkan, bahwa negara melindungi segenap rakyatnya. Maka langkah pencegahan merupakan upaya nagara lewat pemerintah untuk melindungi rakyatnya agar terhindar dari virus tersebut.

Merebaknya virus corona di Wuhan Cina harus diakui telah menimbulkan kecemasan buat masyarakat.  Apalagi melihat siaran di media massa bagaimana Kota Wuhan yang saat ini terisolasi, menjadikan kota itu seperti "kota mati." Sebagai langkah preventif, pemerintah telah memperketat pengawasan di bandara untuk mendeteksi dan memantau suhu tubuh penumpang dalam rangka pemeriksaan awal. "Yang paling penting, kita waspada, hati hati. Saya sudah perintahkan ke Menteri Kesehatan untuk diawasi secara detail," ujar Jokowi.

Lepas dari  upaya preventif pemerintah dalam mencegahnya masuknya virus mematikan tersebut ke Indonesia,  saya membayangkan penderitaan warga Wuhan yang hidup terisolasi karena dilarang keluar dari kota itu. Khususnya warga Indonesia disana yang turut terkena dampak setelah viirus korona merebak. Makanya pemerintah juga berupaya keras untuk memberikan perlindungan dan mencukupi kebutuhan bagi warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini masih berada di Wuhan.

 Hidup dalam suasana kecemasan bakal terjangkit virus, ditambah lagi terkurung di tempat tinggal karena dilarang bepergian keluar, serta  persediaan makanan yang menipis jelas menimbulkan stres. Rasa kekuatiran serta suasana kehidupan yang mencekam, bisa membuat mental seseorang menjadi tertekan. Siapa sih manusia yang tidak tertekan dengan kehidupan seperti itu, meski sudah berusaha bersikap tenang.

Membayangkan suasana seperti itu, rasanya sudah pernah kami rasakan saat gempa dasyat melanda Palu dan sekitarnya tahun 2018 lalu. Bagaimana rasanya berhari hari hidup terisolasi tidak bisa kemana mana, karena tidak ada BBM, listrik padam, tidak ada signal komunikasi, tidak ada air, serta bahan makanan yang menipis. Hidup serba susah, terbatas dan dalam ketidakpastian.

Kota porak poranda, ribuan mayat tergeletak sebagai dampak terjadinya tsunami dan likuifaksi. Dan satu lagi gempa susulan yang berulang kali terjadi membuat rasa trauma mehghinggapi warga Palu dan sekitarnya saat itu, setelah sebelumnya merasakan gempa dasyat. Tidak bermaksud mengingungkit kembali peristiwa memilukan itu, namun sekedar berbagi pengalaman bagi pembaca, bahwa kami pernah merasakan dan melewati suasana mencekam.

Saking akrabnya dengan gempa, maka setiap terjadi goyangan akibat pergeseran kerak bumi sesar palu koro, maka warga menyebutnya dengan istilah om koro lewat atau lagi terjadi gempa. Sampai kini setiap kali terjadi gempa atau om koro lewat, rasa was was tetap ada jika sewaktu waktu guncangan keras terjadi.

Maka terhadap apa yang kami rasakan sebagai sebuah bencana, pun terhadap situasi di Wuhan terlebih bagi warga Indonesia yang ada disana, mari kita menaikkan empati yang mendalam buat mereka.  Disertai doa dan harapan, semoga mereka bisa terhindar dari dampak virus corona dan bisa tetap aman dan selamat.

Mari kita hindari berbagai ucapan, tulisan  atau narasi yang mendiskreditkan, sebagai bentuk kehilangan rasa empati terhadap saudara kita disana yang lagi mempertaruhkan nyawanya antara hidup dan mati. Karena setiap musibah atau bencana adalah soal kemanusian, soal empati dan solidaritas.

Mari kita berkontemplasi sejenak, bagaimana disaat kecemasan orang lain berempati dengan datang memberi bantuan, iklas dan tanpa pamrih. Maka tak elok rasanya disaat orang tengah  bertaruh hidup, disini kita jadikan sebagai candaan berlebihan. Iini hanya sekedar mengingatkan, agar kita bisa memaknai bagaimana berempati dalam penderitaan orang lain.  

Dalam hidup ini kita tidak pernah tahu kapan bencana akan datang. Tidak ada yang tahu pasti. Termasuk penyebaran virus corona yang menguatirkan seluruh negara. Dalam setiap peristiwa yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir dampak resiko, meski resiko tidak akan bisa hilang.

Dalam suasana gempa, salah satu langkah meminimalisir resiko adalah dengan menguasai langkah migitasi bencana. Maka dalam menghadapi merebaknya kasus virus corona upaya pemerintah melakukan langkah preventif merupakan bagian dari meminimalisir terkena resiko. Himbauan Presiden agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, tapi tidak panik dan cemas secara berlebihan patut direnungi.

Namun resiko tetap saja ada karena peluang masuknya virus bisa saja terjadi dari mana saja. Karena itu  setiap kita perlu juga menguasai referensi bagaimana cara mencegah agar tidak terkena virus corona. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana waspada terhindar dari virus. Seperti kami di Palu yang senantiasa waspada ketika sewaktu waktu om koro lewat.

Palu,  29 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun