Mohon tunggu...
Efi Fitriyyah
Efi Fitriyyah Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Bandung

Blogger Bandung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Abon Jambrong Unia, Kuliner Khas Jakarta- Depok

5 Januari 2016   10:49 Diperbarui: 6 Januari 2016   02:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba kalau ditanya apa sih yang kebayang mendengar kata abon? Biasanya yang kebayang adalah suiran daging yang lembut dengan sensasi manis bercampur gurihnya santan dan aroma rempah dari ketumbar dan lengkuas dan bahan lainnya yang khas. Jangan bandingkan abon buatan rumah dengan kemasan pabrik. Saya lebih suka abon buatan ibu saya, dagingnya lebih berasa.

Biasanya kalau kemasan toko, suiran dagingnya tipiiis banget dan lebih  dominan kelapanya. Pengolahan daging yang dikemas dalam sajian seperti abon ini adalah salah satu cara juga olahan daging jadi lebih awet dan tahan lama.

Oke, abon emang identik dengan daging sapi. Gurih dan manis, kadang ada sensasi pedas, suka-suka alias selera yang bikin dan yang makan tentunya. Sekarang, gimana kalau saya bilang ada abon yang terbuat dari bahan ikan asin? Dari tekstur pasti beda, ga akan selembut abon. Tapi rasanya ga kalah enak, lho.

[caption caption="Makan yuuk"][/caption]Emang ada?

Iya, dong. Udah tau abon jambrong Unia?

Abon ini adalah penganan khas oleh-oleh Jakarta Depok. Kalau gadget mah  bisa dibilang usianya masih kinyis-kinyis gitu.  Halah tapi gadget kan ga bisa dimakan, ya?

Abon Jambrong  Unia mulai diperkenalkan sekitar bulan puasa tahun 2014 kemarin oleh pasangan suami istri Mas Dana dan  Mba Nia Melandana, dan langsung mencuri perhatian penggemar kuliner.

Rasa yang kriuk, sedikit asin dan pedas, abon jambrong memang sengaja dibuat sebagai bahan pelengkap lauk atau bisa jadi taburan untuk mie seduh, misalnya. Meskipun diolah dari ikan asin, abon yang bahannya dibuat dari bahan ikan yang bentuknya kayak ikan teri ini melalui beberapa tahapan proses dengan produksi rumahan dan bebas MSG. Sehat, dong.

[caption caption="Pilih yang mana?"]

[/caption]Meski diproduksi di rumah, pengemasannya pun udah modern dan higienis, makanya bisa bertahan sampai 2 bualan. Cocok deh buat bekal perjalanan haji atau umrah. Biasanya lidah orang Indonesia itu susah move on ke lain hidangan. Kudu aja ada makanan khas Indonesia. Ya, ga? Iya dong!

[caption caption="Proses pembuatan yang masih rumahan. Higienis tapi modern, lho"]

[/caption]

[caption caption="Slruuuup, lapaaarrr"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun