Seusai saya menceritakan perihal "pengalaman lucu" puluhan tahun lalu di era 1990-an terkait garnish, Rochim menjelaskan, sejatinya garnish merupakan hiasan makanan yang terbuat dari beragam bahan, terutama dari sayur-sayuran dan buah-buahan kendati pun ada beberapa dari imitasi seperti "payung mini" tadi.
"Jadi, garnish tidak hanya berfungsi bikin makanan terlihat lebih indah tetapi juga dapat meningkatkan selera, aroma maupun rasa dari makanan itu sendiri," bebernya.
Pria yang juga menjabat General Manager di Waroenk Group ini menambahkan, seperti kajian dari hasil data surveyor yang pernah dilakukan pihaknya selaku food and beverage consultant, garnishing bisa mengangkat signifikan keterjualan suatu menu.
"Secara spesifik persentase (survei) tidak dapat kami sebutkan di sini. Tetapi, sajian mamin (makanan dan minuman) di restoran yang menggunakan trik garnish memang lebih representatif. Artinya, tingkat keterjualannya lebih baik ketimbang tidak sama sekali," beber Rochim.
Untuk itu, sebutnya, pihaknya tidak menafikan kontribusi para chef profesional yang selalu mengikuti standard operating procedure (SOP) aturan yang mengikat dan tidak serampangan.
"Standardisasi (termasuk garnishing) itu penting, tidak sekadar asal menyajikan suatu hidangan secara serampangan. Mentor kami di BNJ Project, Novan Anggara senantiasa menegaskan kepada kami untuk mematuhi SOP. Nantinya, wallahualam klien kami juga yang akan memperoleh manfaatnya," katanya.
Tingkat-tingkat Kesulitan Garnishing
Saat ditanyakan apa tingkat kesulitan melakukan garnishing, Rochim mengatakan sebenarnya ada beberapa kategori dan jenisnya.
"Secara umum, garnish dibuat dari berbagai bahan aman yang layak dimakan. Biasanya memiliki warna cerah seperti hijau, jingga (orange), merah, dan lain-lain. Adapun jenis garnish yang lazim dipakai untuk bikin sajian makanan menjadi lebih menarik adalah simple garnish," imbuhnya.
Simple garnish yang disebut Rochim adalah garnish yang dibuat dari hanya satu bahan atau lebih dengan pembentukan yang lebih sederhana