Mohon tunggu...
Yulius Efendi
Yulius Efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang Menjalankan Studi

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan, Budaya, dan Karakter

3 Agustus 2020   02:52 Diperbarui: 3 Agustus 2020   02:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah upaya sadar untuk membangun ilmu pengetahuan dan konsientisasi nilai-nilai pada peserta didik (Freire, 1978). Budaya adalah sistem berpikir, motif, nilai, norma moral, hubungan sosial, identitas, interpretasi, dan kepercayaan manusia pada satu titik perubahan melalui interaksi manusia dengan orang lain dan lingkungan alam (House et al., 2004); Nieto, 2008; Mason, 2013). 

Karakter adalah keberadaan dasar kepribadian seseorang yang terbentuk sebagai hasil internalisasi berbagai kebajikan, sebagai dasar untuk berpikir, berperilaku, dan bertindak (CEP, 2002). Ryan & Bohlin (1999) dengan jelas menyatakan bahwa kebajikan moral berhubungan langsung dengan karakter moral karena karakter moral biasanya didasarkan pada nilai-nilai baik yang berasal dari budaya maupun agama.

Kehidupan moral yang efektif selalu membutuhkan praktik kebajikan manusia berdasarkan nilai-nilai iman yang sejati. Internalisasi kebajikan memiliki karakter yang baik. 

Karakter yang baik berarti mengetahui tentang yang baik, menginginkan yang baik, dan melakukan yang baik. Kebajikan tidak hanya terkait dengan nilai-nilai atau kualitas yang bermanfaat, tetapi kekuatan fundamental untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. 

Karena itu, etika agama adalah karakter keimanan atau keutamaan agama yang diekspresikan dalam bentuk perintah, norma, dan kebajikan. Motivasi dasar untuk tindakan etis bertujuan untuk memuliakan Tuhan dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain (Groome, 1991). 

Oleh karena itu, karakter adalah nilai-nilai baik yang khusus (tahu tentang kebaikan, ingin berbuat baik, memperoleh kehidupan yang mulia, dan bermanfaat bagi lingkungan). Semua bentuk nilai-nilai baik dimanifestasikan dalam perilaku yang baik (Lickona, 2004)

Di era Revolusi Industri 4.0, tidak hanya dibutuhkan siswa yang berkarakter kuat, tetapi juga benar, positif, dan konstruktif. Oleh karena itu, pengembangan karakter ini memerlukan strategi pedagogik seperti; 

a) kondisi lingkungan sekolah yang tertib, disiplin, penuh hormat, ramah, sopan dalam berbicara, sopan dalam berbusana, dan toleran dalam menanggapi perbedaan. Kondisi ini diterapkan melalui pembiasaan dan peneladanan perilaku guru sehingga ditiru oleh siswa. 

b) kondisi lingkungan kelas melalui pembelajaran pengembangan strategi yang dapat menumbuhkan karakter siswa seperti; ramah anak, gembira, menghargai kejujuran, perlakuan adil, bebas untuk menyampaikan pemikiran, menghormati pendapat orang lain, membimbing siswa dengan cinta, menyelesaikan masalah siswa dengan empati, pengertian, dan kelembutan, bebas dari intimidasi; 

c) mengkondisikan lingkungan keluarga dan komunitas dengan memberikan perilaku yang patut dicontoh oleh nilai-nilai lokal dan norma-norma budaya.

Agar lingkungan sekolah, ruang kelas, dan masyarakat dikondisikan secara optimal, perlu untuk mengembangkan budaya inklusi dan evolutif (Ladson-Billings, 1992c; Nieto, 2008). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun