Mohon tunggu...
Yulius Efendi
Yulius Efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang Menjalankan Studi

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan dan Konvergensi Pembelajaran di Masa New Normal

29 Juli 2020   09:13 Diperbarui: 29 Juli 2020   09:26 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Adapun peran filsafat terkait format pendidikan di setiap negara selalu lahir dalam konsep etis yang berbeda baik pada nilai dan kosmologi hidup masing-masing bangsa. Pada tataran ini, kajian filsafat pendidikan dalam ruang khusus, menyajikan nilai-nilai hidup untuk melahirkan konsep serta penyelenggaraan pendidikan yang sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai filsafat hidup bangsa yang ada.

Di Indonesia, filsafat pendidikan mesti dirumuskan berdasarkan corak dan budaya kehidupan bangsa Indonesia. Filsafat pendidikan didasarkan pada ideologi negara dan konstitusi negara. 

Oleh karena itu filsafat pendidikan di Indonesia disebut "filsafat pendidikan Pancasila". Artinya segala kebijaksanaan pendidikan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Hasil pendidikan pun harus mampu mencerminkan perilaku yang senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan perbedaan filsafat pendidikan yang dianut, setiap negara tidak harus mengadopsi sistem pendidikan negara lain atau ideologi kelompok tertentu yang ada di dalam negara tersebut, tanpa mempertimbangkan kondisi masyarakat negara tersebut. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan. 

Hal tersebut akan mewarnai perbuatan mereka secara arif dan bijaksana serta menghubungkan usaha-usaha pendidikan dengan falsafah umum, falsafah bangsa, dan negaranya bukan falsafah golongan tertentu. 

Pemahaman mengenai filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba apalagi hanya mempertimbangkan jatah yang sudah mentradisi, tanpa ada konsep pemikiran untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan yang urgen di era revolusi industri 4,0. 

Hingga di sini filsafat pendidikan harus bisa menjawab tantangan pertanyaan pendidikan yang bersifat mendasar; mulai dari manakah pendidikan itu? Mengapa ia harus dianggap penting dan perlu diadakan? Apa yang hendak dicapai? Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan-tujuan itu?, bukan golongan siapa yang mengelola pendidikan di era itu?

Lebih lanjut berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha; berfilsafat adalah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik adalah usaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu dalam kehidupan. 

Dengan demikian jelas bahwa filsafat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini filsafatlah yang menetapkan konsep, ide-ide yang dibutuhkan sebagai dasar/landasan dan tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha yang mengupayakan agar ide-ide tersebut menjadi kenyataan dalam perilaku konkrit. 

Dengaan demikain, sebagai dasar pendidikan Pancasila harus dijadikan landasan pemikiran dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan dan dasar pijakan/moral bagi pendidik di dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.

Apa yang terjadi manakala bidang pendidikan di Indonesia tidak didasari oleh analisis filosofis yang berlandaskan Pancasila?

Tanpa filsafat pendidikan Pancasila, proses penyelenggaraan pendidikan bisa akan menjadi kegiatan yang justru menghancurkan bangsa. Beberapa alasan yang memperkuat pernyataan ini yaitu sebagai berikut.

  • Secara holistik tugas filsafat pendidikan Pancasila adalah membantu para pendidik agar selalu berada dalam posisi yang tepat dan dapat mengembangkan program yang konsisten dengan tujuan berdirinya NKRI
  • Filsafat pendidikan Pancasila bermaksud memberikan bekal kepada para pendidik untuk menjadi paham tentang persoalan-persoalan pendidikan. Dengan demikian, memungkinkan mereka untuk mengevaluasi dan terus mengembangkan pendidikan di Indonesia ke arah yang semakin baik. Secara etis filsafat pendidikan Pancasila membekali diri untuk melakukan pelacakan-pelacakan tentang tujuan-tujuan hidup dan pendidikan yang harmonis dan toleran.
  • Jalan utama filsafat pertama-tama bukanlah rasa heran, skeptis, atau keingintahuan, melainkan rasa cinta pada kebermaknaan keutamaan hidup sesuai dengan ideologi negara. Dalam ruang pikir, kesetiaan karena cinta akan membawa seseorang untuk secara konsisten terus melacak persoalan-persoalan yang dihadapi sehingga ia pun mampu menyikapi segala sesuatu dengan utuh dan bijak dalam bingkai NKRI.
  • Filsafat pendidikan Pancasila adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai warga bangsa

Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya.

Studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi, flsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang realitas (flsafat teoretis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya secara sisitematik dan secara historis.

a. Secara sistematis. Artinya filsafat pendidikan Pancasila menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam bangsa, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dalam hidup bersama. Filsafat pendidikan Pancasila merupakan alat mencari kebenaran dari segala fenomena. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan falsafat yang ada dalam kelompok lainnya. 

Memberikan pengertian tentang cara hidup berbangsa dan bernegara, pandangan hidup yang toleran. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

b. Melalui jalur sejarah. Di sini orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban sejarah awal berdirinya bangsa Indonesia. Selain itu filsafat pendidikan Pancasila bertumbuh dalam dua fungsi, yaitu sebagai confrmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar kehidupan berbangsa secara sederhana. 

Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap earga negara yang di zaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat.

Konvergensi pembelajaran di Masa New Normal

Penggunaan teknologi di masa New Normal, telah memicu terjadinya revolusi dalam bidang pendidikan. Konvergensi pembelajaran ideal dibangun atas sistem blended learning yang didukung oleh guru, orangtua, dan masyarakat. Ketiga komponen ini perlu secara sinergis mendukung proses pembelajaran yang humanistik. 

Di satu sisi dinilai sebagai upaya pembatasan sosial untuk memutuskan mata rantai penularan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Di sisi lain masa ini perlu dibangun model konvergensi sistem blended learning yang didukung oleh relasi yang hamanistik antara guru, orangtua dan masyarakat. Relasi humanistik ini perlu dihidupkan dan digerakkan dengan baik untuk mensukseskan proses pembelajaran di tahun ajaran baru 2020/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun