Datang dengan pakaian seadanya karena berpikir mungkin hanya 2 hari saja di RS, tanpa ada persiapan barang apapun. Haha. Mau ngga mau, jadi apa-apa serba beli.
Di sini letak masalahnya.
Jarak dari ruang rawat inap di lantai tiga sana ke warung-warung makan di depan RS terbilang jauh. Sehari ada kali 4 kali bolak balik dari ruang rawat inap ke warung buat beli makan, air atau keperluan lain pasien.
Pas bangun keesokan harinya, wah, betis gempornya bukan main! Wwkwk.
Belum lagi, sebelum dan sesudah memasuki ruang operasi, pasien harus diinfus.
Tengah malam saat lagi enak-enaknya tidur, tim medislah yang tiba-tiba datang buat nanya kondisi pasien, buat ngecek cairan infus masih ada atau sudah perlu diganti, ya pasienlah yang tiba-tiba bangunin karena haus, karena lapar, karena mau ke kamar mandi. Macam-macam.Â
Ohhh ternyata begini nikmatnya mendampingi orang tersayang yang sedang sakit?! Ngga heran kalau orang-orang bilang banyak berkatnya.
Tapi bukan itu. Bukan itu yang mau aku garis bawahi dalam tulisan ini. Maksudku adalah, tantangan mendampingi pasien kelihatannya cetek, tapi sebetulnya menguras emosi dan tenaga.
Jadi penting bagi pendamping untuk mengutamakan kesehatan pribadi agar dapat memberikan perhatian yang maksimal kepada pasien.
Kiat sehat rawat orang sakit
Agar jangan sampai nambahin pasien, kamu perlu tahu kiat sehat rawat orang sakit: