Chatting sama orang yang ngga kita kenal buat apa sih? Bisa jadi juga yang ngirim pesan itu penipu kan?
Kamu ngga mau dianggap orang iseng atau penipu kan sama si penerima? Nah, sebaiknya kenalkan diri dengan baik di awal pesan.
2. Ingatkan kembali dimana kamu dan si penerima bertemu hingga kamu berani mengiriminya pesan
Sebelum Covid-19, kita banyak melakukan aktivitas yang melibatkan kerumuman. Dalam satu hari mungkin bertemu satu dua orang baru. Kalau seminggu, lumayan juga, ada 14 orang.
Beberapa mungkin akan berkesan hingga mudah sekali menempel dalam ingatan, beberapa bisa jadi terlalu kalem hingga luput dari perhatian dan terlupakan.
Berhubung nama orang banyak yang serupa, pastikan kamu juga menyampaikan kepada si penerima pesan kapan dan dimana kalian bertemu. Hal ini untuk memudahkan si penerima mengingat kamu juga.
3. Hindari mengiriman pesan hanya berisi "P"
Zaman Blackberry Messenger dulu, ada PING!!! Yang tujuannya untuk memastikan apakah BBM si penerima aktif atau tidak.Â
Jika beberapa saat muncul hurud "D", maka dapat dipastikan BBM orang tersebut aktif.
Sayangnya, kini BBM tak lagi digandrungi. Orang-orang beralih ke WhatsApp. Dan setelah beberapa tahun menggunakan aplikasi ini, setahuku sih ngga ada PING di WA. Hahahahha.Â
Entah kenapa dan entah siapa yang memulai terlebih dahulu, mulai deh rame penggunaan "P", semacam kata sapaan saat pertama kali mengirim pesan.
Bahkan pernah beredar sebuah asumsi di Twitter, kalau "P" itu adalah singkatan dari Ping yang diwarisi dari era BBM.Â
Katanya sih, umumnya dipakai untuk meminta perhatian dalam kondisi mendesak. Tapi ya, balik lagi, itu hanya asumsi.