Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Geliga Krim, Temani Pejuang LDR Melepas Rindu di Pantai Lampung yang Syahdu

9 Januari 2018   22:49 Diperbarui: 9 Januari 2018   23:02 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi nan eksotis yang ada di Indonesia. Posisinya yang berada di ujung selatan di pulau Sumatera membuat sebagian besar wilayah Lampung dikelilingi oleh perairan. Ini pulalah yang menjadi alasan mengapa Lampung menjadi alternative menarik untuk pecinta wisata bahari.

Berbicara tentang Lampung, tempat ini memang memberikan banyak kenangan bagi saya meski hanya menumpang tinggal selama 4 tahun untuk kebutuhan kuliah. Suka duka berpadu menguji sampai di mana kemampuan diri saya dalam beradaptasi di kejauhan dan bagaimana saya harus bertahan meski sendirian.

Tidak heran setiap kali memiliki waktu senggang barang dua tiga hari, saya memilih untuk menghabiskan waktu di sana. Untuk sekedar mencicipi keripik singkong rasa original yang menjadi favorite saya atau untuk sekedar mampir ke pantai terdekat demi mempertemukan kaki dengan ujung pantai yang mengalun dengan gemulai.

Dan untuk kali ini, yuk saya bawa berkeliling Kalianda, Lampung, melalui tulisan. Bukankah tulisan adalah permadani terbang? Membawa penulis berkelana melalui karya sekaligus membawa pembaca berimajinasi untuk ikut merasai?

Bersama dengan dia yang kupilih menjadi sahabat, abang, partner in crime, atau bahasa gaulnya, pacar, kami memulai perjalanan dari kota Bandar Lampung.

Urusan jalan sih, selama ada temen yang tau jalan, saya tidak terlalu peduli. Kecuali kalau travelling sendirian? Baruuuu, semua searching dari A sampai Z. Yaa, walaupun sebenernya saya belum pernah yang namanya solo travelling dengan jarak yang sangat jauh sendirian. Hehehe

Sejak kuliah sudah menjadi kebiasaan, setiap kali ke pantai, kami lebih memilih menggunakan motor daripada harus naik kendaraan roda empat. Selain boros biaya, tidak leluasa, dan kebetulan kamipun tidak punya. Hahaha. Jika ingin mengandalkan bus, sejauh ini sih, saya belum pernah coba.

Dengan hanya berbekal topi, Geliga Krim, helm, buff, baju ganti dan parfum, kami berangkat tepat pukul 7.00 WIB. Ya namanya doi orang proyek yaaa, ke mana-mana Geliga Krim kudu make. Mau futsal pake, mau ngurusin proyek pake juga. Apalagi persiapaan untuk berkendara jauh.

Punggung, pundak dan betis adalah target pegal yang biasanya dihajar kalau mengendarai motor selama berjam-jam. Itu sebabnya, daripada keduluan pegal atau kram, ya mending dipakai duluan. Begitu katanya. Jadi bisa bebas beraktivitas tanpa takut diserang pegal.

Berangkat pagi kami lakukan bukan tanpa alasan. Untuk mengejar lebih banyak lokasi wisata yang bisa kami kunjungi, kamipun bisa terhindar dari kemacetan atau keramaian truk-truk besar yang lalu lalang Kalianda. Serius, kalau yang satu ini memang menyeramkan. Yang belum kenal track, sebaiknya biarkan orang yang lebih mengenal seluk beluk jalanan Lampung untuk mengendarai motor. Sial-sial, taruhannya nyawa.

3 jam perjalanan kami tiba di Kalianda. Sudah dengan acara sarapan di warteg di pinggir jalan, juga belanja berbagai cemilan di minimarket yang kami lalui untuk mengganjal lapar selama ditujuan atau untuk sekedar jadi cemilan selama di sana.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun