Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menepis Doktrin Tempe untuk "Si Miskin" dan Cara Lain Sajikan Tempe Agar Lebih Ciamik di Wadah Saji

5 Oktober 2017   11:40 Diperbarui: 6 Oktober 2017   03:50 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe siap olah | Sumber foto: beritaacianjur.com

Televisi rupanya cukup ampuh memberikan pengaruh yang besar kepada masyarakat. Tidak heran jika pemilik beragam produk memilih menayangkan iklan di televisi dengan memakai jasa artis atau aktor yang sedang Ngetrend atau artis yang sesuai dengan kriteria produk yang sedang diiklankan.

Pemakaian jasa artis yang menjadi idola banyak orang diharapkan dapat mendompleng penjualan produk pada target pasar dengan menampilkan iklan tersebut di berbagai media.

Masing-masing hal, sebaik apapun, pada umumnya tidak terhindar dari efek negatif dari kehadirannya.

20 Desember 2000 lalu, Bapak membelikan satu unit televisi agar anak-anaknya tak lagi menumpang ke rumah tetangga hanya untuk sekedar mendapatkan hiburan dari tampilan layar tv itu. Bukan main bahagianya kami bertiga. Tv itu masih ada hingga saat ini meski sudah mulai rapuh dimakan usia.

Berbagai program hiburan kami tonton, mulai dari lomba cerdas tangkas yang dibawakan host kondang era 90an, Duo Yahya, yaitu Helmi dan Tantowi Yahya. Hingga ke salah satu sinetron yang tak kunjung tamat yang digawangi oleh Shireen Sungkar serta pria yang kini menjadi suaminya, Teuku Wisnu. Juga beberapa sinetron hingga salah satu FTV yang saya tonton bulan lalu (sudah 2017, kalau kata anak sekarang, sudah era "kids jaman now.)

Dalam beberapa sinetron, kerap sekali ada scene yang menampilkan tokoh yang berperan sebagai orang miskin, ketika makan hanya ada nasi putih, tempe goreng serta air putih. Dalam adegan, kondisi ini sepertinya sangat miris. Perlu dikasihani dan seolah tidak memiliki apa-apa.

Ya tidak ada yang salah sih, tapi secara tidak sengaja, adegan-adegan yang berkelanjutan seperti ini, terjadi di berbagai sinetron hingga ftv yang baru bulan kemarin saya tonton yang menampilkan bahwa tokoh miskin ketika makan hanya tersaji nasi, tempe goreng serta nasi putih, telah mendoktrin penonton bahwa tempe itu adalah makanan yang dikonsumsi orang miskin, makanan yang menjadi alternatif lauk ketika kondisi keuangan menipis, jika masih full, silahkan jangan mengonsumsi tempe karena itu dibuat untuk si miskin.

Benarkah demikian?

Mari kita kesampingkan perihal status seseorang apakah berasal dari golongan menengah ke atas atau menengah ke bawah serta tentang suka atau tidaknya seseorang pada makanan ini. Kita fokuskan pada bahasan tentang komponen gizi seperti apa yang akan didapatkan oleh tubuh ketika seseorang mengonsumsi tempe.

Tubuh manusia membutuhkan berbagai macam jenis nutrisi seperti Karbohidrat, Lemak, Protein, dan komponen gizi lainnya untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit dan kemampuan untuk tumbuh kembang batita dan balita.

Dalam tabel nutrisi bahan pangan, terdapat 20,8 gr protein pada setiap 100gr Protein. Protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme dan juga merupakan bagian dari semua sel hidup yang merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Protein di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber utama energi selain Karbohidrat dan Lemak, sebagai zat pembangun, sebagai zat-zat pengatur. protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon dan sebagai mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar, serta memelihara sel dan jaringan tubuh. (Fungsi Metabolisme Protein dalam Tubuh Manusia – Fivi Melva Diana – Jurnal Kesehatan Masyarakat Sep 2009 - Maret 2010 Vol 4, No 1)

Protein sendiri terdiri dari 2 (dua) sumber, yaitu Protein Hewani dan Protein Nabati. Protein Hewani bisa ditemukan dari berbagai hewan seperti Sapi dan Ikan, sedangkan untuk Protein Nabati bisa ditemukan dalam kacang-kacangan yang salah satunya adalah kacang kedelai yang menjadi bahan baku utama dalam pengolahan tempe.

Jika dalam 100 gr tempe diperoleh 20,8 gr protein untuk tubuh manusia, berdasarkan tabel nutrisi bahan pangan, dalam setiap 100 gr daging sapi diperoleh sebanyak 17,5 gr Protein. Dari kedua angka ini, justru diperoleh kandungan Protein tertinggi ada pada tempe.

Lalu apakah artinya seseorang tidak bisa mengonsumsi daging sapi untuk memenuhi kebutuhan Proteinnya? Tentu saja bisa. Selama seseorang memiliki kemampuan untuk membelinya dari segi materi, pemenuhan protein daging sapi bisa dilakukan.

Kembali ke persoalan di atas tentang penilaian bahwa tempe hadir untuk si miskin di tokoh-tokoh sinetron yang secara tak langsung telah terdoktrin ke masyarakat, namun anehnya pada doyan makan gorengan tempe yang dijual di jalanan *kasihemotsenyumbibirmiring.

Tempe merupakan alternative jitu untuk pemenuhan protein bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan materi menengah ke atas. Bagi mereka yang berasal dari golongan menengah ke atas, selama kalian menyukainya, sah-sah saja jika ingin mengonsumsi panganan ini mengingat kandungan proteinnya yang cukup tinggi.

Perlukah malu mengonsumsi ini? Ini optional ya, saya pikir tidak ada yang perlu dipermalukan dengan mengonsumsi tempe. Jika mereka malu, ada beberapa kemungkinan yang tengah terjadi: gengsi tinggi, dan kurangnya pemahaman tentang nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Jika masih tetap saja malu meski sudah mengetahui manfaat yang akan diperoleh dengan mengonsumsi temped an sebenarnya ingin sekali makan namun gengsi, bisa disiasati juga kok.

Cara lain agar kamu yang sebenanya ingin sekali mengonsumsi tempe namun malu diledek temen karena temen-temenmu mungkin berasal dari jajaran anak-anak pejabat kelas satu di negeri ini, kamu bisa menggoreng tempe seperti biasa. Tidak perlu terlalu matang sampai sangat renyah, cukup digoreng hingga warnanya sedikit kecoklatan saja namun sudah mengeluarkan aroma. Tempe yang sudah berwarna kecoklatan dan mengeluarkan aroma wangi bisa ditumbuk dan tidak perlu sampai sangat halus. Bentuk bulatan-bulatan kecil lalu masukkan ke dalam tepung roti yang berfungsi sebagai pengikat. Bulatan-bulatan tersebut kemudian digoreng hingga matang dan siap disajikan.

Untuk tampilan sedikit mewah, kamu bisa siasati dengan menghias wadah bulatan tempe  yang telah kamu goreng dengan segumpal saos yang bisa kamu bentuk sesuai selera di atas wadah yang sama. Bulatan tempe tersebut bisa kamu letakkan persis di sisi saos agar tampilannya tampak lebih ciamik dan tidak ada alasan lagi bagimu untuk malu mengonsumsi tempe. Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun