Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

PLTN Jadi Pilihan Potensial untuk Kebutuhan Listrik Ibu Kota Negara

8 Agustus 2019   18:45 Diperbarui: 8 Agustus 2019   18:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Pembangkit listrik tenaga nuklir. Foto | Tribune Pontianak

 Di Kalbar, Thorium terdapat pada mineral monasit yang dikenali keberadaannya bersama Zirkon, Ilmenit dan mineral berat lainnya pada endapan plaser sungai atau pantai, seperti di Kabupaten Ketapang, Nanga Tayap, Tumbang Titi dan Marau.

Sejatinya, seperti pernah disebut Kepala Batan Dr Djarot Wisnubroto, Uranium di Indonesia sedikitnya mencapai 60 ribu ton dengan wilayah potensial seperti Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sulawesi Barat dan Papua. Namun penambangan mineral radioaktif tak dapat dilakukan secara komersial karena tak ada peraturan yang membolehkannya.

Sementara itu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memetakan delapan lokasi di Provinsi Kalimantan Barat yang cocok untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Ada delapan titik daerah yaitu dari Kabupaten Sambas sampai ke Kabupaten Ketapang. Kementerian ini akan segera memilih salah satu titik sesuai dengan cost and benefit. Terpenting, kajian yang mencakup geografis, lokasi dan keamanan serta lingkungan sedang dimatangkan. Harapannya, dalam pembangunan PLTN nanti itu semuanya aman.

Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Prof Yohannes Sardjono belum lama ini mengakui bahwa rootmap pembangunan PLTN di Kalbar sudah disusun dari 2019 -- 2024. Kini tinggal melakukan aksi dari perencanaan yang telah dilakukan selama ini.

Terkait hal itu, Rektor Universitas Tanjungpura, Prof Dr Thamrin Usman DEA belum lama ini mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia harus berani membangun reaktor nuklir untuk kelistrikan dan sektor kemanusiaan lainnya.


Alasannya, bahan bakar minyak dan batubara, rawan terjadi gonjang-ganjing harga, lantaran sangat ditentukan harga internasional. Sumber energi yang paling murah adalah energi nuklir.

Semua negara industri besar di dunia ini menggunakan energi nuklir. Mereka bisa menjadi negara besar karena menggunakan energi nuklir. Karena memang murah ini.  

Memang harus diakui bahwa penggunaan energi nuklir masih mematik banyak perdebatan, terutama soal keamanannya. Namun, di era teknologi yang semakin canggih sekarang ini, faktor keamanan bukan lagi menjadi isu yang seharusnya dipertentangkan. Apalagi, banyak pulau di Indonesia yang tidak rawan gempa, salah satu ancaman reaktor nuklir.   

Realitasnya memang pembangkit listrik dengan fosil kedepan akan berkurang dan harganya pasti akan mahal. Batu bara, minyak dan gas kedepan pasti makin mahal. Dengan PLTN kita akan memiliki daya saing.

Pengembangan nuklir untuk listrik memang sudah seharusnya dilakukan di Indonesia. Daerah yang masuk kriteria adalah Kalimantan Barat. Dan berkaca dari perisitiwa di balik padam listrik, Gubernur Kalimatnan Barat Sutarmidji mendukung pembangunan reaktor nuklir untuk memenuhi kebutuhan warga di Pulau Kalimantan, termasuk untuk ibu kota negara yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun