Setiap peringatan Hari Anak Nasional bukan hanya anak-anak dan orang tuanya yang bergembira. Di antara anggota keluarga ada yang jauh merasa gembira, yaitu seorang kakek dan nenek.
Mengapa? Ya, karena neneklah yang umumnya banyak terlibat ketika seorang ibu yang baru hidup dalam sebuah rumah tangga harus belajar banyak dari ibunya sendiri.
Lantas, si ibu mertua atau si ibu kandung dari anak yang melahirkan tadi mendapat gelar baru. Jika si anak memperoleh predikat sebagai ibu, maka ibu mertua atau ibu kandung secara otomatis menjadi seorang nenek. Juga bapak mertua atau besannya memperoleh gelar kakek (eyang) sesuai dengan sebutan daerah bersangkutan.
Nah, ketika si nenek atau kakek tahu ada peringatan perayaan hari anak nasional, merekalah yang merasakan kegembiraan itu.
Orang tua mana yang tak bahagia setelah tahu bahwa dirinya telah menjadi kakek dan nenek. Karena itu, peringatan Hari Anak Nasional sejatinya bukan milik semata untuk anak bersangkutan, tetapi juga kedua orang tua, nenek dan kakeknya.
Kakek dan nenek adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan seorang cucu. Mereka terlibat dalam proses perawatan mulai dalam kandungan, melahirkan hingga perawatan. Bahkan tidak sedikit cucu lebih dekat kepada nenek ketimbang ibunya sendiri.
Dari pengalaman yang ada, ibu mertua atau ibu kandung akan meningkat kesibukannya ketika mengetahui puterinya yang baru menikah tengah mengandung. Petuah atau nasihat dengan kata-kata serupa sering diulang-ulang. Bagai radio rusak, begitu kesannya.
Demikian pula jika orang tua tinggal di luar kota. Begitu mendengar puterinya akan melahirkan, akan diupayakan untuk datang guna mendampingi saat proses persalinan. Kegembiraan akan terpantul kepada nenek dan kakek ketika persalinan berjalan lancar dan selamat.
**